Connect with us

Bitung

Gandeng Universitas Indonesia, Wali Kota Ir Maurits Mantiri Terus Pacu Peningkatan SDM

Published

on

BITUNG,mediakontras.com –  Guna mewujudkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM), berkualitas, berkarakter dan berdaya saing di bidang Pendidikan, Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM gandeng Universitas Indonesia (UI), untuk kerjasama.

Hal ini dibuktikan dengan adanya kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung dan UI, lewat kesepakatan bersama dalam kegiatan UI – Health Innovation Expo 2024, di Balai Purnomo Prawiro Universitas Indonesia (UI) Depok, Pameran riset dan Inovasi di Bidang rumpun Ilmu kesehatan dan penandatanganan kerjasama, Kamis (27/6-2024).

Kerja sama ini sendiri dituangkan dalam bentuk Penandatangann Nota Kesepakatan dan Perjanjian Kerjasama bersaman UI dengan Universitas Mitra, lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda).

Pemkot Bitung oleh Wali Kota Ir Maurits Mantiri MM, sedangkan Rektor UI diwakili Wakil Rektor Bidang Kerja Sama SDM dan Aset Universitas Indonesia Prof Dr Ir Dedi Priadi DEA.

Kerjasama antara Universitas Indonesia (UI), universitas Mitra, lembaga dan Pemda adalah implemetasi tridharma perguruang tinggi.

Ada 12 nota kesepakatan dan 2 dokumen Perjanjian Kerjasama, antara UI dengan Universitas Mitra, lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda).

Menurut Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, kerjasama dengan UI tentang pengembangan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengandian kepada masyarakat serta peningkatan sumber daya manusia.

“Kerjasama ini bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan pemberian beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu,” kata Maurits Mantiri.(rek)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bitung

Braien Waworuntu Berang, Perlakuan Panwascam Karondoran Bitung Berlebihan Saat Pantau Aktivitas Yulius Komaling di Gereja

Published

on

Bitung. Mediakontras.com – Bendahara Tim Pemenangan Daerah (TPD) Yulius Selvanus Komaling (YSK) – Victor Mailangkay, Braien Waworuntu merasa keberatan dengan perlakukan sejumlah Panwascam Desa Karondoran Bitung, Jumat (27/09/2024).

Tindakan yang dilakukan sejumlah Panwascam Desa Karondoran Bitung, yang datang memantau aktivitas YSK yang sementara beribadah di dalam Gedung Gereja membuar Braien merasa geram.

Menurut Brian, Panwascam sudah memotret dan memvideokan aktivitas YSK tanpa alasan yang jelas. Tindakan ini berlebihan dan tidak patut dilakukan.

“Ini sudah berlebihan, karena pak YSK dan rombongan datang ke gereja untuk memenuhi undangan ucapan syukur HUT ke 98,” tegas Anggota DPRD Sulut ini.

Ia pun berharap, tindakan Panwascam tersebut dapat dievaluasi Bawaslu Sulawesi Utara.

“Saya berharap pimpinan Bawaslu Sulut memberikan tindakan keras kepada anggota Panwascam yang berlagak superhero itu, karena ini undangan Gereja, apalagi pak YSK sudah ditetapkan sebagai Calon Gubernur Sulut,” tegasnya.

Diketahui YSK bersama rombongan tiba di dalam Gereja Karondoran Bitung pukul 14.30 WITA, dan disambut Majelis Gereja dan diberikan tempat duduk paling depan bersama ibu. (*)

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Bitung

Kelurahan Batu Putih Bawah Bitung Wakili Sulut di 50 Besar ADWI 2024

Published

on

By

BITUNG,mediakontras.com – Kelurahan Batu Putih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, mewakili Provinsi Sulawesi Utara masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, Kementerian Patiwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Restog Krisna Kusuma saat melakukan visitasi pada tanggal 12 September 2024 mengatakan Kelurahan Batu Putih Bawah masuk dalam 50 desa wisata.

“Artinya sudah champion. Saya yakin dengan adanya kelompok sadar wisata ini yang dengan kelembagaannya, termasuk keterlibatan masyarakat penting untuk mengembangkan kelurahan yang masuk dalam desa wisata tersebut,” ujarnya.

Peran masyarakat dalam mengembangkan desa wisata tersebut bisa menjadi tulang punggung dalam memviralkan, mendukung agar Kelurahan Batu Putih Bawah bisa menikmati dampaknya termasuk daerah sekitar.Kemenparekraf menurut dia telah menyiapkan bantuan, dan tinggal pemerintahan daerah yang akan menyampaikan proposal atau usulan apa yang akan dibenahi  sehingga menjadi nilai tambah.

“Dewan juri akan melihat lagi proposal tersebut apakah sesuai, dan kami juga akan menyesuaikan dengan anggaran yang ada di Kemenparekraf,” ujar Restog.

Restog menjelaskan, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) telah dilaksanakan selama tiga tahun. Pada tahun 2021 telah diikuti oleh 1.831 desa wisata.

Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2022 dengan total peserta 3.419 desa wisata. Pada tahun 2023 telah mencapai angka yang mengesankan, yaitu 4.573 desa wisata. Hingga saat ini sudah ada 175 desa wisata terbaik yang telah mendapatkan penghargaan.

Tahun 2024 ini, ADWI kembali diselenggarakan dengan mengangkat tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia” yang diikuti oleh 6.016 desa wisata.

Diharapkan, melalui ADWI, dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mewujudkan visi “Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat”.

Sebanyak 50 desa wisata yang masuk menjadi nominasi ini terpilih dari 6.016 desa wisata yang diusulkan di seluruh Indonesia. Setelah melakukan penilaian dokumen dan pendukung lainnya, Kemenparekraf menurunkan tim dan juri untuk melakukan penilaian dan validasi lapangan ke 50 desa wisata yang masuk nominasi tersebut, termasuk Kelurahan Batu Putih Bawah.

Kelurahan Batu Batu Putih Bawah memiliki ragam potensi. Daerah ini dikenal dengan kegiatan nelayan dengan kearifan lokalnya serta adat dan budaya yang masih tersisa seperti pergelaran pesta ada tulude.

Batu Putih Bawah, merupakan salah satu kelurahan yang terletak di ujung Utara Kota Bitung, memiliki pesisir pantai dengan panjang pantai sekitar dua kilometer.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan yaitu sebanyak 75 persen, petani sebanyak 17  persen dan tiga persen di bidang pariwisata, sisanya adalah karyawan.

Kampung Wisata Batu Putih Bawah saat ini sedang mengembangkan objek wisata baru yaitu mulu kuala/muara sungai. Muara sungai ini sebelumnya adalah merupakan daerah kumuh dan hanya dipergunakan oleh nelayan untuk tambat perahu, namun sekarang di kembangkan menjadi menjadi objek wisata yang cocok untuk berjemur, santai, makan dan minum dan juga berkemah. Di tempat ini juga dibangun gazebo dari bambu dan daun katuk untuk tempat berteduh, dan dinamai Mulu Kuala.

Daerah ini juga pernah dikunjungi oleh peneliti dunia seperti Alfred Wallace. Sebagai bentuk penghargaan, dibuatlah patung Allfred Wallace di tengah hutan Taman Wisata Alam Batu Putih.

Kelurahan Batu Putih Bawah memiliki daya tarik yang telah mendunia mulai dari pegunungan, pantai dan hutan. TWA Batu Putih adalah jualannya.  TWA Batu Putih ini terkenal dengan flora dan fauna endemik yang telah mendunia, flora endemik yang dikenal adalah : Beringin, Aras, Pohon Bitung, Fiskus dan Nantu. Sedangkan fauna endemik yaitu Tarsius Spectrum (monyet terkecil didunia), Macaca Nigra/Black Macaa (monyet hitam bokong merah), Anoa, Kuskus, serta burung endemik seperti : Rangkong, Burung Hantu Sulawesi, King Fisher dan lainnya.

Kampung Wisata ini memiliki paket ‘Bird Waching’ untuk pecinta burung. Setiap tahunnya juga pemerintah setempat melepasliarkan satwa dan juga penyu. Ragam seni dan budaya juga tak kalah menariknya, seperti aktivitas nelayan dengan kearifan lokalnya serta adat dan budaya yang masih tersisa.

Tari Gunde misalkan. Tarian tradisional dari Kabupaten Kepulauan Sangihe tersebut dibawakan oleh para wanita dengan gerakan lembut dan diiringi musik tradisional. Bagi masyarakat Sangihe, tarian ini merupakan tarian sakral dengan filosofi mendalam. Dahulu, tarian ini digunakan dalam upacara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.

Para penari mengenakan busana adat yang disebut Laku Tepu, terdiri dari baju panjang dan kain sarung khas Sangihe. Rambut digelung dan dihiasi mahkota kecil, serta dilengkapi aksesoris seperti anting, gelang, kalung, dan kain selempang.

Selama menari, mereka juga membawa sapu tangan sebagai bagian dari gerakan tarian. Tari Gunde sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan festival di Sulawesi Utara.

Berikutnya, Maengket atau Tari Maengket adalah tari tradisional suku Minahasa yang dari zaman dulu kala sampai saat ini masih berkembang.  Tari Maengket sudah ada di tanah Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tarian Maengket dilakukan pada saat sedang panen hasil pertanian dengan gerakan gerakan sederhana.

Sekarang tarian Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan keasliannya. Kata maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu.

Selain itu, Kabasaran atau tarian perang dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Tarian ini melambangkan keberanian.

Tak kalah indahnya juga adalah kesenian Masamper. Kesenian Masamper merupakan grup seni bernyanyi yang memadukan dua unsur utama, yaitu vokal dan sentuhan gerakan seirama, disertai dengan gerak tari dari si pembawa lagu (pengaha). Dalam tradisi Masamper, tidaklah sekadar menyanyi bersama anggota. Bagian tengah lokasi masamper dibiarkan kosong, menjadi tempat bagi mereka yang mendapat giliran memimpin lagu.

Berikutnya, Mapalus (baku bantu) merupakan salah satu kebudayaan di Sulawesi Utara yang masih dilestarikan hingga saat ini. Di Batuputih, budaya Mapalus bisa kita temukan di kalangan nelayan. Para nelayan masih menerapkan budaya mapalus sebelum melaut untuk mencari ikan, dan setelah kembali melaut.

Peralatan dan perahu yang digunakan para nelayan masih tradisional, sehingga masyarakat sekitar juga turut membantu proses melaut para nelayan. Masyarakat setempat mengenal istilah “Batola” yang berarti saling membantu mendorong perahu ke laut dan istilah “Badola” yang berarti membantu nelayan kembali dari laut dan menarik perahu nelayan ke darat. Dan orang yang membantu akan mendapatkan ikan sebagai balasannya.

Budaya Tulude, merupakan upacara adat tahunan yang diwariskan dari para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) tentang makan bersama. Nusa Utara yang terletak di ujung utara provinsi Sulawesi Utara. Tulude ini dipahami sebagai suatu proses penolak bala atau menolak sesuatu yang mendatangkan malapetaka dalam kehidupan masyarakat.

Sementara itu, jenis kriya khas Desa Wisata Batu Putih Bawah adalah gantungan kunci yang terbuat dari batok kelapa.

Sedangkan ragam kuliner di antaranya, Sambal Roa, Abon Cakalang, Abon Tuna, Kripik Pisang, Amplang Tuna, Samosa Tuna, Bakso Tuna, Nugget Tuna, SasiBi ( Sasimi Bitung), olahan Ikan Tude.

Mewakili Menparekraf, Sandiaga Uno, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Restog Krisna Kusuma. Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut dr Devy Kandouw-Tanos, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung Pingkan Kapoh, pokdarwis, pemerintah kelurahan serta undangan lainnya.(mysol)

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Bitung

Alami Penurunan Dari DPS, Pleno KPU Bitung Tetapkan DPT Sebanyak 159.007 Orang

Published

on

By

BITUNG,mediakontras.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bitung  melalui rapat pleno menetapkan Data Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada 2024, dengan jumlah pemilih sebanyak 159.007 orang, di Favehotel  Bitung, Rabu (18/9/2024) malam.

Penetapan tersebut dilakukan setelah melewati serangkaian proses rekapitulasi mulai dari tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) kemudian dilanjutkan pleno di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kota Bitung.

Rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan DPT tingkat Kota Bitung ini, dipimpin Ketua KPU Bitung  Deslie Sumampouw  bersama para komisioner lainnya, seperti Frangky Takasihaeng, Yunnoy Rawung, Wiwinda Hamisi, serta Sekretaris KPU Bitung Puola Tuturoong.

Selain itu, turut hadir pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bitung.

Dalam penjelasannya, Frangky Takasihaeng mengatakan bahwa dari total 159.007 pemilih yang masuk dalam DPT, pemilih laki-laki berjumlah 80.104, sedangkan pemilih perempuan mencapai 78.903. Ia juga menambahkan bahwa jumlah ini sedikit mengalami perubahan dari Daftar Pemilih Sementara (DPS), di mana sebelumnya tercatat ada 159.400 pemilih.

“Jumlah DPT Kota Bitung untuk Pilkada serentak yang telah ditetapkan ini memang mengalami penurunan dari DPS, yaitu dari 159.400 menjadi 159.007 pemilih,” jelasnya.

Meski DPT sudah ditetapkan, KPU Kota Bitung masih memberikan ruang kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan hingga 22 November 2024 mendatang. Takasiaheng menegaskan, KPU tetap membuka pintu bagi masyarakat jika ada yang merasa datanya belum tercatat dengan benar atau ada pemilih yang tidak tercantum.

“Proses ini masih terbuka untuk masyarakat yang mungkin ingin memberikan masukan atau tanggapan terkait DPT yang telah kami tetapkan. KPU akan selalu siap melakukan perbaikan sesuai dengan mekanisme yang berlaku,” tambahnya. Dengan penetapan DPT ini, Kota Bitung telah selangkah lebih dekat menuju pelaksanaan Pilkada serentak 2024, di mana seluruh pemilih yang terdaftar diharapkan dapat menggunakan hak pilih mereka secara optimal. KPU Bitung berharap agar masyarakat terus proaktif dalam memastikan validitas data, serta mempersiapkan diri untuk menyambut pesta demokrasi ini dengan semangat dan partisipasi penuh. Penetapan DPT merupakan salah satu tahap penting dalam persiapan Pilkada serentak 2024, di mana keterlibatan masyarakat dalam proses ini diharapkan dapat menjamin berlangsungnya Pilkada yang lebih transparan dan demokratis.(*/red)

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Trending

× Kontak Redaksi