Connect with us

Breaking News

Terungkap dalam Diskusi FJPI Sulut, Perjuangan Mika Paruntu Mengajarkan Perempuan Harus Kuat Menghadapi Persoalan yang Terjadi

Diterbitkan

pada

Manado. Mediakontras. com – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sulut gelar Diskusi dalama rangka Hari Perempuan Internasional 2025 yang bertempat di Hotel Whizz Prime Manado, Rabu (05/03/2025).

Sebelum diskusi dimulai diawali dengan sambutan Ketua FJPI Sulut, Susan Palilingan yang didampingi Sekretaris Grace Wakary dan Bendahara Lily Paputungan.

Susan mengemukakan, diskusi ini dilakukan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret nanti, sehingga pengurus merasa diskusi ini sangat penting, untuk memberikan penguatan kepada FJPI Sulut, bahkan peserta yang terdiri dari perempuan.

Pembicara ialah orang-orang hebat di bidangnya masing-masing, yang akan mensharingkan pengalaman mereka untuk berjuang mencapai kesuksesan.

“Diskusi ini pasti sangat menarik, dan akan memberikan banyak pengetahuan pada kita semua perempuan yang ada di tempat ini, ” ujarnya.

Adapun tema yang diangkat dari diskusi ini bertajuk The Power of She, dan salah satu pembicaranya ialah Wakil DPRD Sulut, Michaela Elsiana Paruntu atau lebih akrab dipanggil Mika.

Dalam kesempatan tersebut, Mika menceritakan kenangan masa kecil bagaimana peran orangtua yang sangat penting untuk pendidikan, dan pembentukan karakter seorang anak.

“Saya sejak kecil sampai kerja, peran orangtua sangat penting. Apalagi saya tumbuh menjadi anak pejabat yang dituntut untuk mengedepankan tata krama, karena sejak kecil saya sudah diperhadapkan untuk bertemu dengan para pejabat, ” ungkapnya.

Mika pun menjelaskan, dalam perjalanan hidupnya, ayah mengajarkan dirinya mengenai pendidikan dan ibu mengajarkan dirinya tentang etika.

“Saya ingat dengan benar, wejangan ibu, apapun yang kamu lakukan berdoa dahulu kepada Tuhan dalam iman. Rajin belajar dan jangan sombong. Dan hal ini yang saya lakukan sampai hari ini,” ungkapnya.

Penatua Remaja Sinode GMIM ini pun menguraikan, banyak orang melihat dirinya hidup enak dalam kemewahan dan dikelilingi pejabat. Tapi, mereka tidak tahi bagaimana dirinya harus bertahan di tengah intimidasi dan tekanan yang luar biasa.

“Ceritanya ayah saya Rektor Unsrat, dan saya mahasiswa Fakultas Kedokteran. Hal ini tetap menjadi bahan omongan. Kalau pintar, mereka katakan maklumlah anak rektor dan kalau tidak berprestasi mereka katakan, anak rektor kok tidak berprestasi. Nah, saya menghadapi semua ini dengan berdoa, belajar giat, dan terus berusaha menjadi yang terdepan, ” urainya.


Setelah lulus menjadi seorang dokter, dirinya menjadi Dosen di Unsrat Fakultas Kedokteran tahun 2008, dan diangkat menjadi ASN Januari 2009.

Saat itu, kembali dirinya diperhadapkan pada dua pilihan, apakah menjadi dosen atau dokter spesialis. “Saya tetap konsultasi sama orangtua, apa yang harus dipilih? Dan ayah menyarankan untuk mencoba menjadi dosen. Saya mendapat beasiswa di UGM, Jogya tapi ayah kurang menyetujui, dengan alasan harus beberapa kali perjalanan baru tiba disana, ” tutur Mika.

Akhirnya, Kata Mika, ia pun menuntut ilmu magister di Universitas Indonesia dengan Jurusan Administrasi Rumah Sakit, sebagai syarat untuk menjadi seorang dosen di Unsrat.

“Perjuangan terus berlajut, untuk masuk ke UI saya dibantu papi belajar kurang lebih dua minggu. Dan puji Tuhan waktu tes, lulus masuk 16 besar dari 200 yang mendafar, ” ungkapnya seraya menambahkan peran serta orangtua sangat besar dalam hidupnya.

Akhirnya tahun 2012 lulus S2 dan kembali ke Unsrat untuk menjadi dosen sampai tahun 2020.

Di dunia politik, Kata Mika, dirinya dikenal sejak tahun 2009 dimana orangtuanya sudah menyentuh dunia politik ini.

Bahkan tahun 2020 dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Minsel, dan tahun 2024 dirinya mencalonkan diri menjajdi Anggota Legislatif Provinsi Sulawesi Utara, dan terpilih sehingga saat ini duduk menjadi salah satu pimpinan di DPRD Sulut.

“Rencana Tuhan memang indah pada waktunya, saya tidak terpilih jadi bupati, tapi saya saat ini dipercayakan menjadi salah satu pimpinan di DPRD Sulut. Berada di titik ini tidak mudah, dengan berbagai macam persoalan yang dihadapi. Saya berusaha mrnkadi pribadi yang kuat dan yang paling penting ialah selalu berdoa kepada Tuhan. Ia akan menjawab doa kita indah pada waktunya, ” ujar Srikandi dari Partai Golkar ini.

Dari sepak terjang dirinya Mika pun menyampaikan, hidup adalah pilihan dan hidup manusia bukan milik sendiri tapi milik Tuhan.

“Jadi, berikan yang terbaik dan berikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Semua akan terjadi sesuai waktu Tuhan, ” imbuhnya dengan tersenyum.

Mika pun menyentil masalah yang dihadapinya medio 2021, semua hanya dibawah dalam doa. Bahkan terus mencoba berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan semuanya, sehingga dirinya mampu melewati pergumulan berat tersebut.

“Saya hanya ngaduh ke Tuhan dan tidak ke siapa-siapa. Peristiwa itu, membuat sayasangat terpukul dan tidak keluar rumah kurang lebih sebulan lamanya. Namun, saya hanya bisa berdoa dan belajar berdamai dengan semuanya. Saya menjadi pribadi yang kuat, karena Tuhan yang memampukan saya menghadapi berbagai persoalan yang ada. Jadi, teman-teman perempuan apapun yang terjadi kita harus menjadi pribadi yang kuat, dan tetaplah berdoa sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, ” urai mantan Dosen Fakultas Kedokteran ini dengan tersenyum. (*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *