Headline
Tudingan Kriminalisasi Bukti kepanikan Wenny Lumentut dan Coba Giring Opini Sesat
TOMOHON,mediakontras.com – Tudingan sebuah media online berbasis di Kota Tomohon dan kemudian viral di medsos yang menyebut ada konspirasi terselubung antara istri Wali Kota Tomohon, Jeand’Arc Senduk-Karundeng dengan kuasa hukum Dra. Joulla Jouverzine Benu untuk mengkriminalisasi Wenny Lumentut, justru dinilai sebagai ekspresi kepanikan semata.
Foto pertemuan antara Jeand’Arc Senduk-Karundeng dengan Dra. Joulla Jouverzine Benu yang ditemani tiga kuasa hukumnya di sebuah restoran di Tomohon itu kemudian dijadikan dasar media lokal tersebut untuk menaruh curiga sehingga dijadikan judul berita, bahwa Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tomohon itu sebagai otak di balik kriminalisasi Wenny Lumentut.
“Bagi kami, tidak ada yang mengkriminalisasi Wenny Lumentut. Pertemuan itu murni makan siang di sebuah tempat terbuka, tidak tersembunyi dan disaksikan banyak pengunjung restoran, di siang bolong terang-benderang,” ungkap Vega Alva Wauran, SH, dan Jehezkiel Subari, SH, MH, dua kuasa hukum Joulla Benu lainnya yang juga ada di tempat itu bersama Rielen Pattiasina, BSc, SH, selaku koordinator tim kuasa hukum.
Dihubungi Rabu (19/6/2024) pagi, keduanya dengan tegas menyatakan, pertemuan itu sama sekali tak ada konspirasi jahat untuk mengkrimimalisasi Wenny Lumentut menjelang pelaksanaan Pilkada, karena suami Jeand’Arc juga akan maju bertarung, seperti tudingan media itu.
“Jangankan membahas (konspirasi jahat untuk mengkriminalisasi Wenny Lumentut) itu, nama Wenny Lumentut saja tak sekalipun disebut saat kami bertemu, baik oleh Ibu Wali maupun kami. Jadi, bagaimana bisa hal ini kemudian di berita media sudah menyimpulkan demikian,” ujar keduanya dengan nada heran.
Menurut Vega Wauran, SH dan Jehezkiel Subari, SH, MH, perkenalan antara Jeand’Arc Senduk-Karundeng dengan Dra. Joulla Benu dan Rielen Pattiasina, BSc, SH, itu terjadi secara kebetulan di pesawat saat dalam penerbangan Manado-Jakarta sekitar awal tahun ini yang kemudian ditindaklanjuti dengan makan siang seusai mereka menyelesaikan urusan di PN Tondano pada Maret 2024 lalu.
“Kalau kemudian dicurigai Ibu Wali menjadi otak untuk mengkriminalisasi Wenny Lumentut, itu bagaimana mo terjadi sedangkan laporan Bu Joulla ke Bareskrim itu sudah teregister sejak 21 Juni 2023 dan tetap berproses hingga sekarang tanpa ada intervensi dari siapapun, termasuk Ibu Wali,” urai keduanya sambil menyebut laporan polisi nomor LP/B/161/VI/2023/SPKT/Bareskrim.
Jika pun Wenny Lumentut dalam wawancara dengan media online lokal itu dan kemudian dipublish pada edisi Senin 17 Juni 2024, menyebut dirinya sedang dikriminalisasi, menurut Vega Wauran, SH, dan Jehezkiel Subari, SH, MH, adalah hal yang menggelikan.
Karena awal perseteruan ini dimulai sejak Wenny Lumentut yang hanya bermodalkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2022 kemudian menggugat Sertifikat Hak Milik (SHM) 313 Talete tahun 2013 yang dipegang Joulla Benu.
Tim hukum Benu lalu menemukan ada indikasi perbuatan pidana yang dilakukan Wenny Lumentut, sehingga selain meladeni gugatan perdatanya, juga melaporkan mantan Wakil Wali Kota Tomohon yang dikenal dengan sapaan Papa Ani ini ke Polda Sulut dan kemudian Bareskrim Mabes Polri untuk dua dugaan tindak pidana berbeda.
“Dari bukti dokumen, fakta di lokasi serta keterangan para saksi, justru Wenny Lumentut ini sedang mengkriminalisasi dirinya sendiri, kemudian menggiring opini seolah-olah dia lagi dikriminalisasi. Urusan hukum janganlah dibawa ke politik. Prinsip Fiat Justitia Ruat Caelum (Hendaklah Keadilan Harus Ditegakkan Walaupun Langit akan Runtuh) tetap jadi pegangan kami sebagai advokat Peradi dalam menegakkan kebenaran hukum dan membela hak-hak klien kami,” urai keduanya.
Keduanya menegaskan, mereka punya cara tersendiri untuk mencari keadilan buat kliennya tanpa mencederai atau melanggar hukum, termasuk mencari backingan pejabat. Apalagi perkara perdata 380/Pdt.G/2022/PN Tnn maupun laporan pidana di Bareskrim, semuanya berproses di Jakarta.
“Cuma orang yang kurang kerjaan saja yang selalu mengangkat issue yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, menggiring opini masyarakat dan akhirnya menjadi fitnah kepada orang lain,” pungkas Wauran dan Subari.
Sementara, salah seorang warga Tomohon yang ikut “disebut-sebut” di medsos dan kemudian dipertanyakan kehadirannya dalam pertemuan itu melalui foto unggahan berita media, ikut mengklarifikasi tudingan tersebut.
Menurut Nontje Tangkawarouw, warga itu yang dihubungi terpisah, kehadirannya dalam pertemuan tersebut semata-mata untuk urusan pribadinya. “Bu Rielen (Rielen Pattiasina, BSc, SH) itu kuasa hukum saya di perkara perdata saya yang kini sedang proses kasasi,” jelasnya.
Kehadiran dirinya di restoran di kawasan Kakaskasen itu, karena diajak bertemu Rielen Pattiasina, BSc, SH, untuk membahas perkara perdata yang sedang ditangani di Mahkamah Agung.
Posisi duduknya yang sangat dekat dengan Jeand’Arc Senduk-Karundeng, Dra. Joulla Jouverzine Benu dan Rielen Pattiasima, BSc, SH yang sedang berbincang santai sambil bersenda gurau diselingi tawa, itu membuat dirinya mendengar semua isi percakapan.
“Bu Wali cerita tentang pelayanan, gereja dan hal-hal rohani lainnya, begitu juga Bu Joulla dan Bu Rielen. Pertemuanmya tidak lama, hanya sekitar sepuluh menit, Bu Wali kemudian pamitan karena masih ada acara,” tutur Nontje.
Saat pulang itulah kemudian mereka berfoto di depen restoran. “Bu Rielen mengajak saya ikut foto bersama. Seperti itulah kejadiannya, tidak ada (membahas) perbincangan apapun termasuk yang disebut dalam berita media itu selain pertemuan biasa saja antar orang yang baru berkenalan,” tambahnya.
Sesudah Jeand’Arc Senduk-Karundeng meninggalkan tempat itu, papar Nontje lagi, sebelum rombongan kembali ke Manado karena besoknya harus ke Jakarta, dia dan Rielen Pattiasina, BSc, SH, melanjutkan bahasan soal perkaranya di MA, hingga kemudian dikejutkan dengan munculnya berita berisi tudingan kriminalisasi di media online lokal itu.(rek)
Headline
Gunung Bukan Tempat Sampah!, Relawan CSSR Ulindano Gelar Aksi Bersih-Bersih di Gunung Lokon
TOMOHON,mediakontras.com – Aksi positif dan patut diberikan apresiasi ditunjukkan Relawan Caroll Senduk-Sendy Rumajar (CSSR) Ulindano yang didalamnya juga ada Komando muda Tou Mu’ung, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menggelar aksi bersih-bersih di kawasan Gunung Lokon.
Kegiatan bertema “Gunung Bukan Tempat Sampah” ini diikuti oleh puluhan relawan yang membersihkan sampah di sepanjang jalur pendakian hingga ke puncak gunung, sebuah inisiatif yang juga berfungsi sebagai pencitraan positif dari relawan CSSR dalam mendukung pasangan Caroll-Sendy yang diusung di Pilkada Tomohon.
Relawan CSSR Ulindano menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam, sembari memperlihatkan bahwa para pendukung Caroll-Sendy bukan hanya peduli pada kemenangan politik, tetapi juga pada isu-isu lingkungan.
“Kegiatan ini tidak hanya untuk menjaga keindahan Gunung Lokon, tetapi juga sebagai bukti bahwa kami, pendukung Caroll-Sendy, berkomitmen terhadap hal-hal positif yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan juga merupakan bagian dari program kepemimpinan mereka ke depan,” ujar Tommy.
Aksi ini dimulai pagi hari, dengan para relawan memungut sampah plastik, sisa makanan, dan barang-barang yang ditinggalkan oleh pendaki. Selain itu, relawan juga memberikan edukasi kepada para pendaki yang ditemui, tentang pentingnya membawa kembali sampah mereka.
Salah satu peserta aksi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga memberikan dampak positif terhadap pencitraan pasangan Caroll-Sendy.
“Kami ingin menunjukkan bahwa CSSR bukan hanya soal politik, tapi juga tentang menjaga lingkungan dan memberikan dampak nyata kepada masyarakat. Ini adalah langkah kecil yang kami lakukan untuk membuktikan komitmen kami.” Ungkap mereka.
Aksi ini juga dirancang untuk memperkuat pesan kampanye pasangan Caroll-Sendy, yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Lewat kegiatan seperti ini, relawan berharap dapat semakin memperluas dukungan publik, dengan memperlihatkan sisi peduli dan tanggung jawab sosial mereka terhadap isu-isu yang lebih luas, terutama terkait lingkungan.
Dengan tema “Gunung Bukan Tempat Sampah,” aksi bersih-bersih ini menjadi langkah nyata sekaligus upaya pencitraan bagi relawan CSSR, menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah bagian dari visi besar Caroll-Sendy untuk Tomohon yang lebih bersih dan berkelanjutan.(*/rek).
Headline
TW – JA Siap Debat, Konsep Program Jadi Andalan
MANADO, mediakontras.com — Debat kandidat yang menjadi ajang pertunjukkan kemampuan para calon pemimpin Talaud yang nantinya akan menjadi nahkoda Kabupaten Kepulauan Talaud lima tahun yang akan datang, tinggal menghitung jam.
Persiapan demi persiapan dilakukan oleh kelima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, agar bisa tampil memukau dalam debat kandidat yang akan dilaksanakan di Grand Kawanua Novotel Resort Manado, senin (14/10/2024) sekira pukul 10.00 wita.
Tak terkecuali pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung partai Demokrat, Pdt. Tammy Wantania – Jekmon Amisi yang dianggap meupakan pasangan serasi, untuk bisa melanjutkan pembangunan yang ada Kepulauan Talaud.
“Pada prinsipnya pasangan TW-JA, siap mengikuti debat sesuai materi yang di berikan. Artinya pasangan ini berfokus pada konsep program,” ungkap Drs. Engelbertus Tatibi, ketua Tim Pemenangan TW – JA.
Tak lupa, anggota DPRD dari Partai Demokrat itu mengingatkan kepada setiap pasangan calon, agar dalam debat kandidat tidak ada argumentasi yang menyerang kemampuan dan kekurangan pasangan calon yang lain.
“Hindarilah statement yang menyinggung kemampuan ataupun kekurangan pasangan calon lain. Dan semoga apa yang di sampaikan dalam debat ini dapat di implementasikan untuk membangun Talaud, apabila terpilih dan di berikan amanah oleh rakyat,” ujarnya.
Entertainment
Pra Tayang di Manado Sebelum Diputar XXI 28 November, Film ‘Mariara’ Disambut Warga
MANADO,mediakontras.com – Perkenalan ‘Mariara’, film produksi putra-putri Sulawesi Utara (Sulut) yang digelar di salah satu mall terbesar di Manado, mengundang decak kagum warga.
Mereka tak menyangka dunia spritual mistik itu diangkat menjadi sinema apik dan menarik.
Sejumlah warga yang menyaksikan perkenalan film yang disutradarai Veldy Reynol Umbas itu, Sabtu (12/10/2024) malam, mengungkapkan “ketidakpercayaan” mereka.
“Ini kan hal mistik yang meskipun sulit dipahami secara logika dan keimanan, namun budaya (Mariara) itu telah hidup sejak era pra sejarah di Tanah Minahasa,” kata Nontje, warga Tomohon di sela-sela acara tersebut.
Menurut dia, ‘Mariara’ atau di sub etnis Minahasa lainnya ada yang menyebut ‘ma’diara’ telah ada sejak sebelum agama masuk, dan dipercaya dimiliki/dikuasai oleh orang-orang tertentu sebagai suatu kesaktian atau ilmu klenik.
Sementara, bagi Ray, diangkatnya ‘Mariara’ menjadi satu tontonan menarik di era digital seperti sekarang, menjadi keunikan tersendiri film yang akan tayang serentak di jaringan bioskop XXI pada 28 November itu.
Keduanya berpendapat, keberhasilan Gorango Pictures yang memproduksi film ini dengan Merdy Rumintjap sebagai produsernya membuktikan jika karya anak-anak Sulut itu telah berada di level nasional.
Di sela-sela acara perkenalan ‘Mariara’ yang antara lain “memamerkan” sejumlah pemain dan pendukung film yang semuanya produk lokal, Veldy Reynol Umbas berharap terobosan itu menjadi trigger bagi sineas lainnya di Sulut.
“Saya tahu dan kenal kehebatan mereka. Di Sulut ini ada banyak tema yang dapat diangkat, kemampuan pemeran maupun source lain sudah sangat mumpuni,” kata Veldy yang juga bertindak sebagai pencipta theme song di film ini.
Sukses ‘Mariara’ di XXI itu, telah menginspirasinya untuk terus berkarya. “Sudah ada empat tema baru yang ada di list Gorango Pictures. Tentang romantisme saat Permesta, cerita tentang Geng Sartana (Sarinah-Tanah Abang) yang fenomenal itu, Perang Tondano, dan Toar Lumimuut,” bebernya.
Dengan kolaborasi bersama para pegiat seni peran serta dukungan berbagai pihak di Sulut, Veldy berkeyakinan suatu saat bukan hal mustahil bila Manado menjadi Holywood-nya Indonesia.
Perkenalan ‘Mariara’ ini mampu menyedot animo warga Manado dan daerah lainnya di Sulut. Acara juga diisi dengan berbagai sajian menarik.
Sinametografi karya anak-anak Manado yang tergabung dalam Komunitas Film Sulawesi Utara. Bercerita tentang aktivitas dunia perdukunan di tanah Minahasa, ‘Mariara’ yang bergenre horror thriller ini berdurasi sekitar 97 menit.
Para pemeran film ini rata-rata pemeran dari Sulawesi Utara yang beberapa di antaranya sudah banyak berkiprah di dunia seni peran hingga level nasional seperti Eric Dajoh, Leon Alexander, Servy Kamagi, Mercy Lateka.
Beberapa pemeran lain seperti Yashinta Tetelepta, Inyo Rorimpandey, alm. Frangky Supit, Amato Assegaf, Alex Bawole, Maurits Karinda, Nova Wowor, Berty Koloay, Davo dan Licky, juga merupakan aktor-aktor hebat yang mampu menunjukkan kemampuan acting mereka dalam film layar lebar.(rek)
-
Talaud3 minggu ago
Resmi Menjabat, Berikut Ini 24 Nama DPRD Kepulauan Talaud Periode 2014 – 2029 Yang Diambil Sumpah.
-
Talaud4 minggu ago
Pria Paruh Bawa Ditemukan Tewas Di Kebun Desa Arangkaa, Begini Kronologisnya
-
Headline3 minggu ago
Sama-sama Calon Wali Kota, Harta Duo Wenny ini Terpaut Sangat Jauh
-
Headline4 minggu ago
BIAN Laporkan Pidana Wenny Lumentut ke KPU
-
Headline3 minggu ago
Dua Kali Khianati Prabowo, Gerindra Blacklist Wenny Lumentut, Ini Instruksinya
-
Headline3 minggu ago
Terbesar Ada di Minahasa, Terbanyak di Tomohon. Ini Daftar Tanah Milik Wenny Lumentut di LHKPN
-
Hukrim2 minggu ago
Pulang Acara Pernikahan, Revanly Ditikam Orang Tak Dikenal Di Desa Sawang