Connect with us

Talaud

Jelang Debat Kandidat, WT – AGB Nyatakan Siap 100%

Published

on

MANADO, mediakontras.com — Pasangan nomor 3 Welly Titah – Anisa Gretsya Bambungan semakin mantap menjelang pelaksanaan debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Talaud, Minggu (13/10/2024).

Berbagai isu tak sedap beredar yang mengatakan WT – AGB tak memiliki kemampuan dalam debat kandidat, tak membuat pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan gentar, bahkan oleh WT-AGB hal itu menjadi cambuk penyemangat untuk menunjukkan kualitas mereka sebagai pemimpin yang layak untuk Talaud.

“Saya rasa, biarlah masyarakat yang menilai untuk debat publik besok hari. Kami hanya menyesuaikan saja karena ini sudah ketentuan dari KPU Talaud untuk melakukan debat publik, dan persiapan kami untuk besok hari, saya rasa sudah sangat cukup karena di belakang ada orang yang cukup pandai dan berpengalaman,” ungkap Anisa G. Bambungan.

Calon Wakil Bupati pasangan Welly Titah tersebut menyatakan diri sudah sangat siap dalam menghadapi debat publik besok, senin (14/10).

“Tinggal dinantikan saja untuk debat publik besok hari. Kesiapan kami pasangan WT – AGB sudah 100%,” Ujarnya disela – sela kegiatan gladi resik Debat Kandidat yang akan dilaksanakan di Grand Kawanua Novotel Resort Manado.

Anisa pun berharap, sekalipun tensi dalam debat kandidat besok sangat mempengaruhi emosi namun jangan sampai menimbulkan perpecahan ditengah – tengah masyarakat.

“Saya harap, untuk besok jangan saling bertengkar karena besok ada lima pasangan calon. Mari saling menjaga keamanan dan kedamaian, karena kita berkampanye dengan riang gembira dan harus saling ‘baku sayang’ supaya tidak ada perdebatan diantara masyarakat. Karena yang kita lakukan ini semua untuk kepentingan seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud,” pungkas Anisa.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Listrik ‘Kunang – Kunang’, Warga : Talaud Masih Bagian NKRI Atau Bukan…

Published

on

MELONGUANE, mediakontras.com — Kehadiran listrik di tanah Porodisa di tahun 90an hingga awal milenium, menjadi salah satu tolak ukur perkembangan di Talaud.

Dimana, dengan hadirnya listrik menjadikan peradaban negeri ujung utara Indonesia semakin berkembang.

Mulai dengan adanya Tv hingga perangkat elektronik rumahan yang senantiasa dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Hal itupun membuat ketergantungan masyarakat terhadap listrik semakin kuat, terlebih saat ini kebutuhan akan teknologi dan informasi yang berkaitan erat dengan listrik menjadi satu hal yang wajib.

Namun apa daya, setelah 22 tahun Kabupaten Kepulauan Talaud dimekarkan kondisi listrik di Talaud bukannya berkembang malahan hastag ‘mati lampu’ semakin viral di kalangan masyarakat dan pengguna medsos tanah Porodisa.

“Sebenarnya Talaud masih bagian dari NKRI atau sudah tidak lagi ?. Pasalnya di seluruh Indonesia dan di wilayah Sulawesi Utara khususnya, hanya Kabupaten Kepulauan Talaud yang sering mengalami listrik menyala padam seperti kunang – kunang. Jangan – jangan karena berada di wilayah perbatasan, Talaud Tak lagi dihiraukan,” ungkap Ochan, salah satu warga Talaud.

Tak hanya menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat, kondisi listrik yang kerap padam itupun mulai mengikis rasa percaya masyarakat akan kehadiran negara di tanah Porodisa.

“Negara gagal hadir di tengah masyarakat kabupaten Kepulauan Talaud. Mengapa? Karena PLN merupakan representasi kehadiran negara untuk memberikan penerangan,” ujar Evan F. Taarae, SS., CPS salah satu tokoh Pemuda Talaud, Rabu (11/12/2024).

Menurut Taarae, tingkat kekecewaan masyarakat terhadap kondisi listrik serta kinerja PLN di Talaud saat ini, bisa memicuh tindakan diluar batas kewajaran yang harus di waspadai.

“Sudah ada beberapa contoh kasus ketika masyarakat sudah berada di puncak kekecewaan, maka aksi demonstrasi berujung ricuh dan terjadi aksi perusakan fasilitas negara. Hal-hal seperti ini yang perlu kita cegah dengan menggandeng semua lapisan masyarakat,” kata Taarae.

Bahkan kata dia, krisis listrik ini tanpa kita sadari bisa mengikis jiwa nasionalis masyarakat. Mengapa? Karena sudah sekian lama, sudah bertahun – tahun masyarakat menyuarakan hal ini kepada pemerintah baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat melalui media baik cetak, online dan tv serta akun pribadi media sosial.

Lanjutnya, jika hal ini terus terjadi, bisa saja masyarakat mengambil kesimpulan bahwa suara rakyat di bumi Porodisa tidak pernah digubris oleh pemerintah.

“Ini bahaya lo. Jika jiwa nasionalisme masyarakat mulai terkikis, maka sangat rentan terpapar paham radikalisme. Apalagi kabupaten kepulauan talaud berbatasan dengan negara tetangga,” tukasnya.

Apalagi beberapa bulan terakhir, aktifitas warga negara tetangga terbilang aktif di wilayah perairan Indonesia, khususnya perairan Talaud.

“Hal ini perlu diantisipasi sejak dini. Jangan biarkan masyarakat terlanjur kecewa terhadap kehadiran negara,” tutur Taarae dengan nada tegas.

Ia juga membeberan dari hasil penelusuran di lapangan, tidak sedikit kerugian yang dialami oleh masyarakat karena maraknya pemadaman listrik. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, masyarakat juga mengalami kerugian besar disektor usaha.

“Sementara dari berbagai macam kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh pemadaman listrik tersebut, tidak ada kompensasi yang diterima oleh masyarakat,” ucapnya.

Jika mesin selalu mengalami kerusakan, harusnya pihak PLN harusnya terbuka ke eksekutif maupun legislatif jika ada permintaan unit mesin baru. Biar bisa dikawal bersama-sama. Jangan hanya tambal sulam dalam perbaikan item mesin yang rusak. “Apalagi ini sudah memasuki perayaan Natal maka umat kristen di Kabupaten Kepulauan Talaud sangat membutuhkan pasokan listrik dalam pelaksanaan ibadah dan acara seremonial lainnya,” ungkapnya.

“Kita juga perlu menggaris bawahi soal kerusakan mesin atau pemadaman serentak di beberapa ULP di Kabupaten Kepulauan Talaud yang hampir tiap tahunnya terjadi secara bersamaan di bulan Desember. Ada apa dengan bulan Desember ?,” Tandas Taarae.

Continue Reading

Nasional

Burung Sampiri Nyaris Punah…!!! Taarae Minta Aparat Tindak Tegas Para Penangkap Dan Pemburu

Published

on

MELONGUANE, mediakontras.com — Pemburuan serta penangkapan burung Nuri Talaud atau lebih dikenal dengan ‘ Burung Sampiri’ semakin merajalela.

Kehidupan si cantik ‘Eos Histrio Talautensis’ semakin terancam karena ulah oknum yang diduga sengaja menggambil keuntungan dengan menjual ‘si merah cantik’ dengan nominal yang cukup tinggi.

Aktivitas jual beli burung khas Talaud tersebut yang seakan luput dari pandangan khalayak, membuat tokoh mudah Talaud, Evans Frets Taarae, S.S., C.PS angkat bicara.

Kepada media ini, ia menegaskan perlu ada tindakan keras kepada para oknum yang memburu dan menangkap satwa endemik ini.

“Para pelaku pemburuan dan penangkapan burung Sampiri harus ditangkap dan diproses hukum,” ujar Taarae, Sabtu (07/12/2024).

Lanjutnya, pemerintah kabupaten Kepulauan Talaud perlu menerbitkan Perbup tentang perlindungan burung sampiri.

“Sudah ada Perdanya yakni Perda nomor 1 tahun 2018 tentang perlindungan burung sampiri. Hal ini perlu diperkuat lagi dengan Perbup,” tukasnya.

Evans Frets Taarae, S.S., C.PS yang juga merupakan pimpinan organisasi wartawan di bumi Porodisa ini mengatakan, keendemikan burung Sampiri jangan hanya sebatas obrolan semata. Tapi harus ada pembuktian dalam perlindungan termasuk penegakan hukum.

“Jika dihitung, sudah ada ribuan ekor burung Sampiri yang ditangkap dan dibawa keluar daerah. Ini merupakan kejahatan yang perlu diberantas,” tutur Taarae dengan nada serius.

Ia juga menerangkan, masyarakat Talaud harus berbangga diri karena satwa yang berparas cantik ini menempatkan posisi Kepulauan Talaud disendirikan dalam sub kawasan Sulawesi, dimana Kepulauan Ini masuk Daerah Burung Endemik (DBE) atau Endemic Bird Area (EBA). Karena di dalamnya terdapat jenis burung bersebaran terbatas (BST) yakni Nuri Talaud atau Sampiri.

Berbicara kawasan, kata Taarae, Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan Wallacea, suatu kawasan yang terkenal karena faunanya menunjukkan ciri-ciri peralihan antara Fauna Asia dan Fauna Australia.

Dalam kajian-kajian yang menyangkut burung, kawasan ini masuk dalam sub kawasan Sulawesi, yakni bersama-sama dengan pulau dan kepulauan satelit Sulawesi.

Tak hanya itu, pria yang juga aktif sebagai pegiat budaya dan pecinta alam ini membeberkan beberapa fakta dimana selain peraturan perundangan dimaksud ada juga konvensi internasional di mana Indonesia terikat ia mengatur beberapa jenis burung indonesia. Salah satunya yaitu CITIES (The convention on International Trade Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Bahkan, hal ini diatur dalam konvensi internasional antar negara dari jenis-jenis kehidupan liar termasuk bagian-bagian dan produk-produk tiruannya. Jenis-jenis yang diatur dalam daftar, ada tiga buah lampiran atau appendix. 2 bagian yang penting yaitu appendix 1 dan 2. Lebih jelas lagi mengenai Appendix, Taarae menerangkan, Apendix 1 berisi daftar jenis yang dilarang diperdagangkan kecuali untuk hal-hal yang sangat khusus seperti kebutuhan riset ilmiah. Sedangkan apendiks 2 berisi jenis yang hanya bisa diperagakan jika syarat-syarat yang ditentukan tidak dipenuhi.

“Salah satu jenis burung yang terikat dalam konvensi ini yaitu burung Sampiri atau Nuri Taaud. Jenis ini terdaftar dalam appendix 1,” pungkas Taarae.

Continue Reading

Talaud

Futsal Fun Game Pers vs Kodim 1312 dan Polres Talaud; Tingkatkan Sinergitas.

Published

on

MELONGUANE, medikontras.com — Dalam rangka meningkatkan kemitraan dan sinergitas, Kodim 1312 Talaud bersama Polres Kepulauan Talaud dan unsur Pers di kabupaten Kepulauan Talaud melaksanakan fun game olahraga Futsal Bersama, bertempat di Lapangan Futsal Beo, Selasa, (3 /11/2024), Sore.

Adapun dalam fun game futsal tersebut,tim gabungan polres dan Kodim diperkuat oleh Kapolres Kepulauan AKBP Arie Sulistyo Nugroho dan Dandim 1312/Talaud Letkol inf Sigfried Panaha, Danki dan Wadanki Kompi A Batalion Pelopor Sulut, Kapolsek Beo,Kasad Narkoba, Danramil Beo serta personil lainnya.

Sedangkan dari tim Media biro Talaud, diperkuat Robert Tamaroba (RRI Talaud, Alfred Tumanung (Kawanua TV),Wildy Frendy (indoBRITA.com ),Jasman Andi ( Sindomanado.com), Frendy Sapoh(mediakontras.com), Fani Wauda (Sulutbasuara.com), Nelson Sangadi(sulutzone.com) dan didukung oleh rekan pers lainnya.

ada kesempatan tersebut, Kapolres Kepulauan Talaud AKBP Arie Sulistyo Nugroho,mengatakan, ini adalah wujud sinergitas TNI Polri serta Pers mengingat media di era saat ini memegang peran yang sangat vital dalam memberitakan informasi kepada masyarakat.

“Peran pers sangat penting bagi semua instansi, termasuk TNI dan Polri,” terangnya.

Selain itu, kegiatan Futsal bersama ini untuk jalin sinergitas bersama dalam menjaga kedaulatan Negara,dan meningkatkan kebugaran tubuh. Kegiatan ini juga merupakan ajang silaturahmi agar terjalin hubungan silaturahmi yg baik dengan teman-teman dari wartawan,” katanya.

Sementara itu, Dandim 1312/Talaud dengan insan pers sejauh ini sangat bagus dan selalu saling mendukung dalam setiap kegiatan.

“Komunikasi dengan teman-teman media selama ini berjalan intens dan bagus,” ujar Dandim.

Menang kalah itu hanya pertandingan, intinya disini kita bersama-sama membangun silaturahmi yang baik antara Kodim 1312/ Talaud bersama Polres,” pungkasnya.

Ditempat yang sama,perwakilan wartawan Robert Tamaroba mengapresiasi kegiatan olahraga bersama ini melaksanakan kegiatan Futsal bersama jurnalis untuk membangun sinergitas.Kegiatan ini bukan sekadar permainan, melainkan jembatan untuk memperkuat hubungan, membangun komunikasi yang lebih baik, dan saling memahami peran masing-masing dalam membangun Talaud yang lebih aman dan damai.

“Terima kasih atas inisiatif dan keramahan yang telah diberikan. Semoga sinergitas positif ini terus terjalin dan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang lebih berkualitas untuk masyarakat.”(liw)

Continue Reading

Trending

× Kontak Redaksi