Artikel
Melawan Ancaman Stroke pada Usia Produktif: Kebijakan yang Harus Segera Diambil


Oleh: Nurmulia Wunaini Ngkolu, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unhas
Stroke bukan hanya penyakit yang menyerang lansia. Data terbaru menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kejadian stroke di kalangan usia produktif, yakni mereka yang berusia antara 18 hingga 44 tahun. Di Indonesia, stroke telah menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak, dengan prevalensi mencapai 109 per 1.000 penduduk. Situasi ini memerlukan perhatian serius dari para pembuat kebijakan.
Stroke pada usia produktif bukan hanya masalah kesehatan; ini adalah krisis ekonomi dan sosial. Individu yang terkena stroke di usia produktif menghadapi tantangan dalam menjaga kapasitas kerja mereka, yang pada gilirannya menurunkan produktivitas dan menambah beban ekonomi keluarga dan masyarakat. Hilangnya pendapatan serta meningkatnya biaya perawatan kesehatan menciptakan beban ganda yang sangat berat.
Faktor risiko utama stroke meliputi hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, dan obesitas. Perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi garam berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak seimbang, juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan risiko stroke. Faktor risiko lainnya termasuk usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular. Studi menunjukkan bahwa prevalensi stroke pada usia produktif telah meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup dan pertumbuhan populasi
Pendekatan inovatif yang menggunakan literasi kesehatan telah terbukti efektif dalam meningkatkan perilaku kesehatan. Pengembangan literasi kesehatan tidak hanya melibatkan individu, tetapi juga komunitas. Membangun literasi kesehatan di tingkat komunitas. Penggunaan teknologi digital dalam edukasi kesehatan dapat membantu individu memahami risiko mereka dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Digital Health literacy juga telah banyak dikembangkan untuk mengukur kemampuan individu dalam mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi kesehatan dari sumber elektronik.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa rekomendasi kebijakan yang perlu segera diimplementasikan antara lain: Pertama, edukasi dan kesadaran masyarakat harus ditingkatkan. Kampanye kesadaran publik perlu diadakan untuk mengedukasi masyarakat usia produktif tentang risiko stroke, tanda-tanda awal, dan tindakan pencegahan melalui media massa dan sosial. Selain itu, program pendidikan kesehatan di sekolah dan tempat kerja perlu disusun untuk mencakup pencegahan stroke dan faktor risiko yang relevan.
Kedua, peningkatan layanan kesehatan sangat penting. Ini termasuk pelatihan dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan intensif tentang diagnosis dini, manajemen, dan rehabilitasi stroke. Selain itu, peningkatan fasilitas kesehatan seperti penyediaan fasilitas diagnostik CT scan dan MRI di pusat kesehatan regional untuk deteksi dini stroke sangat diperlukan.
Ketiga, intervensi gaya hidup harus menjadi prioritas. Meluncurkan program nasional untuk deteksi dini dan manajemen hipertensi dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama stroke, adalah langkah yang esensial. Selain itu, promosi gaya hidup sehat harus digalakkan melalui kampanye olahraga rutin dan diet sehat untuk mendorong masyarakat menerapkan kebiasaan hidup yang lebih baik.
Keempat, penelitian dan monitoring juga perlu diperkuat. Mendukung penelitian epidemiologi tentang stroke pada usia produktif untuk memahami tren dan faktor risiko spesifik sangat penting. Sistem monitoring dan evaluasi perlu dibangun untuk melacak kemajuan program pencegahan stroke dan efektivitas intervensi yang diterapkan.
Pencegahan stroke pada usia produktif memerlukan pendekatan multi-sektoral yang melibatkan edukasi masyarakat, peningkatan kapasitas layanan kesehatan, intervensi gaya hidup, serta dukungan penelitian dan monitoring. Dengan implementasi kebijakan yang efektif, diharapkan insiden stroke pada usia produktif dapat ditekan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi beban ekonomi serta sosial yang ditimbulkan oleh stroke di Indonesia.
Sebagai penutup pencegahan stroke pada usia produktif memerlukan pendekatan multi-sektoral yang melibatkan edukasi masyarakat, peningkatan kapasitas layanan kesehatan, intervensi gaya hidup, serta dukungan penelitian dan monitoring. Dengan implementasi kebijakan yang efektif, diharapkan insiden stroke pada usia produktif dapat ditekan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi beban ekonomi serta sosial yang ditimbulkan oleh stroke di Indonesia. (*)
