Connect with us

Hukrim

LSM RAKO :Seleksi Petugas Haji Berbau Nepotisme, Kakanwil Kemenag Sulut Harus Bertanggung Jawab

Published

on

MANADO,mediakontras.com – Seleksi petugas haji di Sulut terus saja mendapat sorotan tajam dari kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rakyat Anti Korupsi (RAKO).

Terbaru, LSM yang dikomandani Harianto tersebut membeberkan dari hasil investigasi organisasi yang dipimpinnya tersebut menemukan ada unsur nepotisme dalam seleksi petugas haji, sebagaimana di atur peran serta masyarakat didalam UU No 8 tahun 2019 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

Dibeberkan Harianto, pada Pasal 111:

(1) Masyarakat dapat melaporkan dan mengadukan

pelanggaran pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah

Umrah kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Tata cara pelaporan, pengaduan, dan

menindaklanjuti dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan Perundang-undangan.

“ Berdasarkan penulusuran  dan kajian  tim hukum dan infomasi , didapat  dari sumber resmi kami yang dapat  di percaya di Kemenag,  kami mendapatkan informasi kalau ada pejabat  di Kanwil Kemenag, dua Kakandepag dan satu suami dari Kakandepag yang diloloskan dalam seleksi untuk menjadi petugas Haji  yang di biayai APBN. Hal ini atas menggambarkan betapa  masifnya aroma Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam seleksi petugas haji di daerah ini,” ujar Harianto.

Yang lebih menarik dari seleksi petugas Haji Daerah yang di biayai oleh APBD, di mana kuota haji di ambil dari Kuota haji Reguler sangat  terkesan sangat monopoli dan ber aroma nepotisme.

“Sekedar gambaran saja atas salah satu tokoh umat muslim , yang sudah menjadi petugas haji selama kurang lebih tiga tahun berturut turut dari tahun 2022, 2023 dan 2024 yang notabene dibiayai dari APBD,”kata  Harianto dengan nada tinggi.

Belum lagi, lanjut Harianto, dalam proses seleksi ada indikasi yang kami temukan, dimana ada salah satu petugas haji yang lolos ternyata keluarga dari salah satu pejabat di institusi penegak hukum di Sulut.

“ Ini salah satu bentuk unsur nepotisme yang kami temukan dalam proses seleksi tersebut,” ujarnya.

Dalam Peraturan Menteri Agama,No: 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler

Pasal 53 ; (1) Calon PHD yang diusulkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 52 diseleksi oleh Menteri.  (2) Seleksi calon PHD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah.  (3)· Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil seleksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Direktur Jenderal untuk mengikuti bimbingan teknis

Pasal 57;  Kuota PHD menggunakan kuota haji regu1er. Pasal 58;  Biaya operasional PHD dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pasal 59 ;Prosedur Pendaftaran haji bagi PHD:  a. petugas Kantor Wilayah menginput data PHD pada aplikasi Siskohat berdasarkan Keputusan Menteri

tentang Penetapan PHO; b. PHD melakukan perekaman foto di Kantor Wilayah; c. PHD menyampaikan nomor ·rekening atas nama Pemerintah Daerah pada BPS Bipih yang dipilih oleh Pemerintah Daerah; dan d. PHD menerima lembar bukti surat pendaftaran haji.

Pasal60; Pembayaran setoran ·awal dan setoran lunas Bipih PHD dilakukan dengan prosedur: a. Pemerintah Daerah membayar setoran Bipih ke rekening BPKH melalui BPS Bipih yang dipilih oleh Pemerintah Daerah; b. BPS Bipih menerbitk.an bukti setoran Bipih; dan c. BPS Bipih menyampaikan bukti setorari Bipih kepada Pemerintah Daerah dengan tembusan ke Kantor Wilayah.

Dari fakta hukum di atas menegaskan Kakanwil Kemenag Sulut harus bertanggung jawab langsung dalam seleksi Petugas Haji Daerah.

“Untuk itu kami meminta kepada Menteri Agama untuk melakukan evaluasi menyeluruh agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi kementerian agama dengan sloga ” IKHLAS BERAMAL ‘ tidak tercederai,” pungkas Harianto. (mysol)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hukrim

Pulang Acara Pernikahan, Revanly Ditikam Orang Tak Dikenal Di Desa Sawang

Published

on

MELONGUANE, mediakontras.com — Penganiayaan dengan senjata tajam kembali terjadi di Talaud, kali ini pria berinisial RP alias Revanly (25) warga Melonguane yang menjadi korban penganiayaan dengan senjata tajam oleh sekelompok orang tak dikenal, di desa sawang kecamatan Melonguane, Jumat (27/9/2024).

Korban RP menderita luka tikaman dibagian perut sebelah kanan. Dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Talaud di Mala

.Berdasarkan keterangan saksi Rivaldo (26), dirinya dan korban RP sekira pukul 03.30 wita (Jumat dinihari) hendak pulang ke Melonguane dengan menggunakan kendaraan roda dua setelah mengikuti acara syukuran pernikahan di Desa Sawang.

Saat melintasi bahu jalan yang berada tak jauh dari lokasi keramaian, saksi melihat sekira 25 orang sedang duduk dibahu jalan dalam kondisi sudah mengkonsumsi minuman keras.

Karena akan melewati mereka, korban dan saksi pun membunyikan klakson sebagai bentuk rasa hormat dan memohon izin untuk lewat.

Tanpa disadari korban dan saksi, tiba – tiba sekelompok orang yang sedang duduk dibahu jalan tersebut menghadang serta menghentikan kendaraan mereka.

Dengan tidak banyak tanya, para terduga pelaku langsung melayangkan pukulan kepada korban dan saksi. Terjadilah perkelahian antara korban, saksi dan sekelompok orang tersebut.

Sementara perkelahian berlangsung, tiba – tiba saksi melihat korban sudah tergeletak di tanah dalam kondisi berlumuran darah di bagian perut sebelah kanan.

Melihat korban RP sudah bersimbah darah, para terduga pelaku langsung melarikan diri. Saksi Rivaldo pun langsung mengangkat korban RP dan membawanya ke RSUD Mala untuk mendapatkan pertolongan medis.

“Saat itu saya tidak melihat dengan jelas siapa yang melakukan penikaman, karena saat itu saya juga sedang membela diri dari pengeroyokan,” ungkap Rivaldo.

Mendapat laporan tersebut personel gabungan Polres Talaud dan Resmob dipimpin Batiwas Aipda Mychel Wongso,SH langsung mendatangi tempak kejadian perkara (TKP) dibantu Unit Inavis untuk melaksanakan Olah TKP.

Dari hasil olah TKP berhasil ditemukan barang bukti berupa pisau yang diduga digunakan pelaku serta barang bukti lainnya dilokasi kejadian yang selanjutnya diamankan ke Mapolres untuk penyelidikan lebih lanjut.

Saat ini Identitas para pelaku yang melakukan penganiayaan sementara diidentifikasi oleh Polres Kepulauan Talaud, dan diminta untuk segera menyerahkan diri.

“Untuk saat ini para tersangka sementara dalam pencarian. Dan untuk korban sudah dalam penanganan tim medis RSUD Mala,” tukas Kapolres Talaud melalui Kasie Humas Polres Kepulauan Talaud Aipda Mychel Wongso, SH.

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Hukrim

Ditemukan Sudah Berbau Busuk, Pria Asal Kiama Diduga Meninggal Dunia Karena Hal Ini

Published

on

MELONGUANE, mediakontras.com — Lagi – lagi warga kabupaten Kepulauan Talaud dihebohkan dengan kejadian penemuan mayat. Sesosok pria asal desa Kiama Maredaren Kecamatan Melonguane berinisial EMB alias Edi (58) ditemukan tak bernyawa diatas tempat tidurnya, Selasa (17/09/2024).

Pria paruh baya yang belakangan diketahui bekerja sebagai seorang petani tersebut awalnya ditemukan oleh saksi Juleksi Parapaga (57), saat dirinya pergi ke rumah korban sekira pukul 18.30 Wita. Dengan maksud untuk mengajak korban bekerja pada hari Rabu (18/9).

Namun pada saat tiba di rumah korban, saksi mencium bau busuk yang sangat menyengat. Saksi pun langsung bergegas masuk kedalam rumah, sambil memeriksa.

Saksi pun beranggapan mungkin bau busuk tersebut adalah sisa makanan korban. Setelah saksi beberapa saat memeriksa, dan menemukan bahwa tidak ada bau busuk yang bersumber dari sisa makanan atau barang lainya saksi mulai curiga.

Karena saksi merasa curiga bahwa bau busuk tersebut tidak bersumber dari bahan makanan, saksi pun langsung menuju kamar korban yang posisinya hanya di tutupi dengan kain tanpa pintu.

Saat memasuki kamar korban, disaat itu pun saksi melihat tubuh korban berada diatas tempat tidur, dan sudah dalam keadaan membusuk. Melihat hal tersebut saksi langsung bergegas keluar dari rumah korban sambil berteriak memanggil warga di sekitar.

Kaget dengan teriakan saksi, warga pun berbondong – bondong mendatangi lokasi kejadian, dan langsung menghubungi aparat kepolisian setempat.

Berdasarkan keterangan saksi yang dihimpun aparat kepolisian, pada hari sabtu (14/9/2024) sekira pukul 21.00 wita, korban sempat ke rumah saksi Juleksi Parapaga dan meminta uang yang menurut korban uang tersebut akan di pakai untuk membeli minuman beralkohol.

Dan merasa karena korban adalah teman baiknya, maka saksi pun langsung memberikan uang sebesar Rp. 50.000 kepada korban. Pada besok harinya yakni Minggu (15/9/2024) sekira pukul 16.00 wita, saksi dan sejumlah warga sekitar sempat melihat korban berada di rumah korban.

Menurut keterangan kakak korban SB alias Since (61), korban masih terlihat beraktivitas pada Minggu (15/9/2024) malam.

“Benar, korban yang merupakan adik kandung saya, dan dalam kesehariannya tinggal sendirian di rumah tanpa di temani istri dan anak – anak. karena korban tidak berkeluarga sehingga sudah menjadi kebiasaan korban sering mengkonsumsi miras,” ungkap Since.

Atas peristiwa tersebut pihak keluarga korban tidak mengajukan keberatan serta upaya lain untuk mengusut atas meninggalnya korban

Untuk saat ini korban sudah di bawah ke rumah duka tepatnya di rumah Keluarga Tamameu – Bungkuran yang merupakan kakak korban, berdomisili di Desa Kiama Maredaren dan rencananya jenazah akan di makamkan pada hari Rabu tanggal 18 September 2024 pukul 08.00 wita.

Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa korban meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya yakni Darah Tinggi.

Mendapat laporan warga atas kejadian tersebut, pihak kepolisian langsung mendatangi tempat kejadian perkara di Desa Kiama Maredaren.

“Anggota langsung diperintahkan untuk mengamankan dan melakukan olah TKP, Melakukan VER terhadap jenazah korban, mengumpulkan keterangan saksi serta membuat surat pernyataan dan berita acara penolakan otopsi dari keluarga korban,” ungkap Kapolsek Melonguane.

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Hukrim

Ini Kronologis Penemuan Sosok Tubuh Pria Tak Bernyawa, Di Dalam Mobil Dumb Truck di Matahit

Published

on

MELONGUANE, mediakontras.com — Warga Desa Matahit Kecamatan Beo digegerkan dengan penemuan sesosok pria yang belakangan diketahui berinisial AT (39) ditemukan tak bernyawa didalam sebuah mobil jenis dumb truck merk Mitsubishi Center di ruas jalan trans Beo – Matahit, tepatnya di area kebun Maasing Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud, Kamis (12/09/2024).

Berdasarkan keterangan saksi Jeiven Alase yang merupakan orang pertama yang menemukan korban, sekira pukul 01.00 Wita (Kamis dinihari, red) korban AT melakukan aktivitas bongkar muat material dari kapal tongkang yang sandar dipelabuhan beo menuju perusahaan pengolahan aspal PT. Akas yang berlokasi di Kecamatan Rainis.

Sekira pukul 02.00 Wita saksi Jeiven Alase sudah tidak melihat keberadaan korban AT melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Beo.

Tak lama berselang setelah melakukan pembongkaran material tersebut saksi Jeiven Alase bersama dua orang rekannya pulang kerumahnya.

Ditengah perjalanan sekira pukul 03.00 wita, saksi Jeiven bersama kedua rekannya melihat mobil dumb truck milik PT. AKAS dengan nomor polisi L 8089 UUA, sudah berada di bahu jalan dan ada darah di pintu mobil.

Saksi Jeiven bersama kedua rekannya segera mendekati mobil tersebut dan menemukan korban AT sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Melihat kejadian itu, Saksi Jeiven langsung berinisiatif menghubungi keluarga korban via telepon. Saat tiba di lokasi kejadian, keluarga korban bersama saksi Jeiven langsung membawa korban ke Puskemas Beo.

Ditengah – tengah pihak medis sedang berupaya memberikan pertolongan kepada korban AT, saksi Jeiven segera menuju ke Mapolsek Beo untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun apa daya, oleh pihak Puskesmas Beo korban AT yang merupakan warga Desa Matahit Kecamatan Beo dinyatakan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

“Dari hasil pemeriksaan tidak terdapat tanda-tanda kekerasan benda tumpul atau benda tajam di tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia diakibatkan tertutupnya saluran pernafasan, akibat pendarahan yang keluar dari mulut dan hidung. Korban juga pernah mengalami sesak dan menderita asam lambung,” ungkap dr. Tory Ilonda, dokter UGD Puskesmas Beo.

Ketika dimintai keterangan terkait kondisi korban sebelum kejadian, saksi Irda M. Tainggulu yang merupakan istri korban mengatakan bahwa saat berangkat kerja, korban AT masih dalam kondisi sehat.

Setelah mendapatkan laporan dari saksi Jeiven, Kapolsek Beo Iptu. George P. Nender segera memerintahkan Kanit Reskrim bersama anggota piket untuk segera menuju lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Anggota piket bersama Kanit Reskrim langsung melakukan TP TKP dan menutup TKP dengan Police Line. Melakukan Identifikasi korban di Puskesmas Beo serta melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dan berdasarkan keterangan dokter dari Puskesmas Beo bahwa kematian korban diduga karena pernapasan tersumbat oleh cairan darah dari mulut dan hidung. Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukannya autopsi dan menerima kematian korban,” ungkap Kapolsek Beo.

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Trending

× Kontak Redaksi