Connect with us

Pilkada

Peran Partisipatif Adalah Perpanjangan Tangan Bawaslu dan Punya Payung Hukum  

Redaksi

Published

on

TOMOHON,mediakontras.com – Urgensi pengawasan partisipatif pada Pilkada 2024 sangat penting. Artinya keterlibatan masyarakat dan pers sebagai perpanjangan tangan Bawaslu dalam melaksanakan fungsi pengawasan.

Mengapa demikian ? karena personil Bawaslu mulai dari Tingkat Provinsi sampai kabupaten/kota tidak bisa mencover seluruh wilayah kerjanya. Misalnya saja, komisioner Bawaslu Provinsi dengan wilayah begitu luas hanya ada 5 komisioner, sedangkan di Kabupaten/Kota hanya 3 komisioner.

“Kehadiran teman teman pers,OKP atau pemilih perempuan itu sangat membantu. Tanpa teman teman samua Bawaslu tidak bisa apa apa. Sebab tangan Bawaslu tidak cukup panjang apabila terjadi pelanggaran diwilayah teritorialnya,” ungkap Dr Tommy F.Sumakul SH,MH ketika tampil sebagai narasumber dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Oleh Media,Ormas dan Pemilih Perempuan Dalam Rangka Pilkada Tahun 2024 di Kota Tomohon.

Rakor yang digagas Bawaslu Kota Tomohon selama tiga hari sejak 26-28 Juli 2024 di Sultan Raja Hotel, menghadirkan kalangan jurnalis serta OKP dan keterwakilan pemilih Perempuan.

Tommy Sumakul juga memaparkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) di Kota Tomohon sangat tinggi, padahal dinamikanya kecil.

“Oleh karena itu Bawaslu mendorong masyarakat terlibat aktif dalam pengawasan partisipatif,” ujar Dosen Fakultas Hukum Unsrat ini.

Pengawasan Pemilu Partisipatif didefinisikan pengawasan proses Pemilu yang melibatkan peran serta masyarakat. Artinya, tanggung jawab penyelenggaran Pemilu yang adil, berwibawa , beritegritas dan kredibilitas, tidak hanya milik Bawaslu atau KPU saja.

“Dalam regulasi Pemilu untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemilu yang lebih baik ,ikut melibatkan seluruh lapisan masyarakat,” tegas Sumakul.

Diceritakan Sumakul, Pengawasan partisipatif ini sudah dimulai sejak 2018  sampai saat ini. Dimana pada tahun 2019 Bawaslu membentuk embrio untuk mencoba mmebangun dari masyarakat, bekerja sama dengan pemerintah desa untuk bersama sama mengawasi proses Pemilu.

“Pengawasan partisipatis sangat diperlukan sinergitas antara masyarakat dengan orang orang yang bersentuhan langsung dengan Ke-pemilu-an,” tambahnya.

Diingatkan Tommy Sumakul, masa kampanye dan masa tenang adalah kondisi yang sangat rawan sekali terjadi hal -hal yang tidak kita inginkan. Dimana, potensi pelanggaran yang terjadi dapat berujung pada Tindakan pidana Pemilu yaitu politik uang,” beber Sumakul.

Kelemahan ini sangat diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dalam pengawasan dalam bentuk Pangawasan Partisipatif. Pengawasan ini memiliki payung hukum yakni UU N0 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum , pada Pasal 94 (1).

“Dalam kondisi seperti ini selain keterlibatan masyarakat, peran pers juga sangat penting dan punya peran yang besar,” pungkasnya.

Ikut pula mendampingi Ketua Bawaslu Kota Tomohon Stenly Kowaas dan Kordiv Divisi Hukum, Pencegahan, Parmas dan Humas Handy Tumiwuda. (rek)  

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Breaking News

Terungkap dalam Diskusi FJPI Sulut, Perjuangan Mika Paruntu Mengajarkan Perempuan Harus Kuat Menghadapi Persoalan yang Terjadi

Charencia Repie

Published

on

Manado. Mediakontras. com – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sulut gelar Diskusi dalama rangka Hari Perempuan Internasional 2025 yang bertempat di Hotel Whizz Prime Manado, Rabu (05/03/2025).

Sebelum diskusi dimulai diawali dengan sambutan Ketua FJPI Sulut, Susan Palilingan yang didampingi Sekretaris Grace Wakary dan Bendahara Lily Paputungan.

Susan mengemukakan, diskusi ini dilakukan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret nanti, sehingga pengurus merasa diskusi ini sangat penting, untuk memberikan penguatan kepada FJPI Sulut, bahkan peserta yang terdiri dari perempuan.

Pembicara ialah orang-orang hebat di bidangnya masing-masing, yang akan mensharingkan pengalaman mereka untuk berjuang mencapai kesuksesan.

“Diskusi ini pasti sangat menarik, dan akan memberikan banyak pengetahuan pada kita semua perempuan yang ada di tempat ini, ” ujarnya.

Adapun tema yang diangkat dari diskusi ini bertajuk The Power of She, dan salah satu pembicaranya ialah Wakil DPRD Sulut, Michaela Elsiana Paruntu atau lebih akrab dipanggil Mika.

Dalam kesempatan tersebut, Mika menceritakan kenangan masa kecil bagaimana peran orangtua yang sangat penting untuk pendidikan, dan pembentukan karakter seorang anak.

“Saya sejak kecil sampai kerja, peran orangtua sangat penting. Apalagi saya tumbuh menjadi anak pejabat yang dituntut untuk mengedepankan tata krama, karena sejak kecil saya sudah diperhadapkan untuk bertemu dengan para pejabat, ” ungkapnya.

Mika pun menjelaskan, dalam perjalanan hidupnya, ayah mengajarkan dirinya mengenai pendidikan dan ibu mengajarkan dirinya tentang etika.

“Saya ingat dengan benar, wejangan ibu, apapun yang kamu lakukan berdoa dahulu kepada Tuhan dalam iman. Rajin belajar dan jangan sombong. Dan hal ini yang saya lakukan sampai hari ini,” ungkapnya.

Penatua Remaja Sinode GMIM ini pun menguraikan, banyak orang melihat dirinya hidup enak dalam kemewahan dan dikelilingi pejabat. Tapi, mereka tidak tahi bagaimana dirinya harus bertahan di tengah intimidasi dan tekanan yang luar biasa.

“Ceritanya ayah saya Rektor Unsrat, dan saya mahasiswa Fakultas Kedokteran. Hal ini tetap menjadi bahan omongan. Kalau pintar, mereka katakan maklumlah anak rektor dan kalau tidak berprestasi mereka katakan, anak rektor kok tidak berprestasi. Nah, saya menghadapi semua ini dengan berdoa, belajar giat, dan terus berusaha menjadi yang terdepan, ” urainya.


Setelah lulus menjadi seorang dokter, dirinya menjadi Dosen di Unsrat Fakultas Kedokteran tahun 2008, dan diangkat menjadi ASN Januari 2009.

Saat itu, kembali dirinya diperhadapkan pada dua pilihan, apakah menjadi dosen atau dokter spesialis. “Saya tetap konsultasi sama orangtua, apa yang harus dipilih? Dan ayah menyarankan untuk mencoba menjadi dosen. Saya mendapat beasiswa di UGM, Jogya tapi ayah kurang menyetujui, dengan alasan harus beberapa kali perjalanan baru tiba disana, ” tutur Mika.

Akhirnya, Kata Mika, ia pun menuntut ilmu magister di Universitas Indonesia dengan Jurusan Administrasi Rumah Sakit, sebagai syarat untuk menjadi seorang dosen di Unsrat.

“Perjuangan terus berlajut, untuk masuk ke UI saya dibantu papi belajar kurang lebih dua minggu. Dan puji Tuhan waktu tes, lulus masuk 16 besar dari 200 yang mendafar, ” ungkapnya seraya menambahkan peran serta orangtua sangat besar dalam hidupnya.

Akhirnya tahun 2012 lulus S2 dan kembali ke Unsrat untuk menjadi dosen sampai tahun 2020.

Di dunia politik, Kata Mika, dirinya dikenal sejak tahun 2009 dimana orangtuanya sudah menyentuh dunia politik ini.

Bahkan tahun 2020 dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Minsel, dan tahun 2024 dirinya mencalonkan diri menjajdi Anggota Legislatif Provinsi Sulawesi Utara, dan terpilih sehingga saat ini duduk menjadi salah satu pimpinan di DPRD Sulut.

“Rencana Tuhan memang indah pada waktunya, saya tidak terpilih jadi bupati, tapi saya saat ini dipercayakan menjadi salah satu pimpinan di DPRD Sulut. Berada di titik ini tidak mudah, dengan berbagai macam persoalan yang dihadapi. Saya berusaha mrnkadi pribadi yang kuat dan yang paling penting ialah selalu berdoa kepada Tuhan. Ia akan menjawab doa kita indah pada waktunya, ” ujar Srikandi dari Partai Golkar ini.

Dari sepak terjang dirinya Mika pun menyampaikan, hidup adalah pilihan dan hidup manusia bukan milik sendiri tapi milik Tuhan.

“Jadi, berikan yang terbaik dan berikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Semua akan terjadi sesuai waktu Tuhan, ” imbuhnya dengan tersenyum.

Mika pun menyentil masalah yang dihadapinya medio 2021, semua hanya dibawah dalam doa. Bahkan terus mencoba berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan semuanya, sehingga dirinya mampu melewati pergumulan berat tersebut.

“Saya hanya ngaduh ke Tuhan dan tidak ke siapa-siapa. Peristiwa itu, membuat sayasangat terpukul dan tidak keluar rumah kurang lebih sebulan lamanya. Namun, saya hanya bisa berdoa dan belajar berdamai dengan semuanya. Saya menjadi pribadi yang kuat, karena Tuhan yang memampukan saya menghadapi berbagai persoalan yang ada. Jadi, teman-teman perempuan apapun yang terjadi kita harus menjadi pribadi yang kuat, dan tetaplah berdoa sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, ” urai mantan Dosen Fakultas Kedokteran ini dengan tersenyum. (*)

Continue Reading

Headline

‘Kaum Leher’ Pengikut & Pendukung Setia Wenny Lumentut Mulai Diumbar di Medsos. Mereka ASN di …..

Redaksi

Published

on

By

TOMOHON,mediakontras.com – Terluka dan sakit hati karena dikhianati, dicurangi dan “ditikam dari belakang” ataupun praktik “menggunting dalam lipatan” yang dilakukan teman sejawat, agaknya terus membekas. Satu-persatu pejabat Aparat Sipil Negara (ASN) pendukung serta pembela setia Wenny Lumentut, calon wali kota yang kalah itu, mulai diumbar di media sosial (medsos).

Tak hanya nama dan jabatan yang tengah disandang ASN bersangkutan, namun akun @Ollii Karolta, salah satu netizen yang getol mengungkapnya di medsos, bahkan terang-terangan memampang foto-foto disertai kalimat bernada pedas.

Seperti yang dilihat di grup facebook Tomohon Tangguh, 10 Februari 2025, @Ollii Karolta menulis “ASN PALING TERSADIS INI SATU, SAMPE DEPE MUKA RUMAH BEKING AKANG POSKO WLMM NO. 2020 KALA, 2024 KALA, 2025 RASA SAYANG, 2030 IKO JALAN INI” tulisnya disertai emoji mencibir.

Ada juga foto seorang lelaki berkaca mata yang sedang duduk sambil memegang telepon genggam yang ditulisnya “INI DIA KADIS PERPUS P KESAYANGAN. WELEM KRASS.

Kemudian di postingan 6 Januari 2025, @Ollii Karolta memberi caption pada foto seorang abdi negara berseragam Pol PP dengan tulisan “ITAM RIKI JADI MERAH. NGANA KIRA NGANA SO AMAN SO ?

Ada juga postingan 10 Februari dengan narasi “ASN PALING MAKANG PUJI SEDUNIA. DIA RASA SO DI PUNYA TU DUNIA. SIKSA KALO DA KALA KANG PONCE ??

Tak hanya ASN level Kepala Bagian (Kabag) atau setingkat yang diumbar akun ini, namun juga pejabat setingkat kepala dinas. Seperti yang diunggah empat hari lalu. “INILAH DIA KADIS PERPUSTAKAAN, YANG DIANGKAT OLEH WELEM. DENGAR-DENGAR KADIS JA TINDAS TU LOYAL-LOYAL PA CS KATA DI KANTOR ? tulisnya sebagai keterangan foto seorang lelaki berseragam Korpri.

Sepertinya, postingan @Ollii Karolta ini sering juga mendapat tanggapan minor anggota grup, sehingga dia kemudian memberi penjelasan di postingan bertanggal 10 Februari.

CUMA MO KASE INGA EH, KALO KITA SO POATING BERARTI NDA LOYAL ITU,ANGARTI NGONI !!! JADI KALO NENTAU APA-APA SUDAH JO BA TAMBA-TAMBA URUSAN. DARI BUKANG NGONI TU KASANA KAMARI DA CEK-CEK PA DORANG PAGI SIANG MALAM WAKTU TAON LALU. JADI BABADIAM JO KALO NANTAU APA-APA.”

Dalam postingannya beberapa kali akun inj menulis kata “leher” dan “Pelantikan di Kalimantan Tenggara. Kata leher yang oleh warga Tomohon dibahasakan sebagai “reret” adalah istilah bagi seseorang yang dinilai berkhianat dan bakal dipangkas.

Akankah postingan tersebut dapat juga dijadikan bukti oleh Badan Kepegawaian Pembinaan SDM (KPSDM) untuk dibawa ke Sidang Majelis Etik ASN, kita tunggu inisiatif Jhonson Liuw sebagai panglima di instansi itu.(rek/red)

Continue Reading

Berita

Publikasi dan Dokumentasi Pelanggaran Pemilihan 2024 Bentuk Keterbukaan Bawaslu Sulut kepada Masyarakat

Charencia Repie

Published

on

MINUT,mediakontras. com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melaksanakan kegiatan Publikasi dan Dokumentasi Evaluasi Penanganan Pelanggaran pada Pemilihan Serentak tahun 2024, Selasa (25/02/2025) di Hotel Sutan Raja, Minut.

Salah satu narasumber ialah Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Dr.Hj Nur Frity Latief,Se.,AK.,M.S.A.,CA.,CGRM Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Menurutnya, publikasi dan dokumentasi adalah hal penting dalam penanganan pelanggaran Pemilihan Serentak 2024.

Untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat, menyangkut transparansi dalam penanganan pelanggaran, dokumentasi sebagai bukti hukum, hingga edukasi kepada masyarakat.

“Publikasi dan dokumentasi merupakan bentuk pertanggungjawaban Bawaslu Sulut kepada publik. Dengan membuka informasi, Bawaslu Sulut menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas,” tuturnya.

Lanjut Nur Frity, adapun tantangan yang dihadapi dalam publikasi terdiri dari tiga bagian antara lain; disinformasi dan hoaks, keterbatasan sumber daya manusia untuk mengoperasikan IT dan keterbatasan penyebaran informasi.

Mengatasi hal ini menurut Frity, ialah dengan melaksanakan kerjasama dan kemitraan dengan tokoh masyarakat, bahkan memaksimalkan pemanfaatan teknoligi informasi.

Pembicara lainnya, Ramly Makatungkang yang menjelaskan beberapa jenis pelanggaran yang terjadi pada Pilkada 2024.

Terkait politik uang, pemilih atau masyarakat dibagi menjadi dua. Yang pertama pemilih tradisional.

Kata Ramly, pemilih tipe ini cenderung memberikan suara dengan harapan mendapatkan sesuatu. Sehingga calon yang finansialnya mumpuni sangat berpotensi terpilih jadi kepala daerah.

Sedangkan pemilih cerdas, yang menguji figur calon yang akan dipilihnya. Apakah memiliki kemampuan dalam memimpin atau tidak. Namun pemilih ini jumlahnya tidak sebanyak pemilih tradisional.

“Nah, disinilah peran KPU, Bawaslu serta insan pers untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya.(*)

.

Continue Reading

Trending

× Kontak Redaksi