Pilkada
Anggota Bawaslu Sulut Steffen Linu Bekali Panwascam Tomohon
TOMOHON,mediakontras.com – Anggota Bawaslu Sulut Steffen Linu hadir dan memberikan pembekalan pada kegiatan pelantikan dan pembekalan Panwascam di Kota Tomohon, Jumat (24/5/2024).
Pada kesempatan itu, Linu menjelaskan terkait Implementasi SIM-P: Soliditas, Intergitas, Mentalitas dan Profesionalitas sebagai Nilai Dasar Pengawas Pemilu.
Terkait Soliditas, menurut Linu, dinamika pra pemilihan Ketua, Koordiv Divisi, Wakordiv Divisi, Koorwil dan Wakorwil wajib dihilangkan pasca terpilih Ketua Dan Koordinator Divisi sehingga tidak mengganggu Soliditas dalam bekerja ketika melaksanakan Pengawasan Pemilihan.
“Karena jabatan Ketua dll adalah jabatan administratif yang sifatnya mempermudah koordinasi pelaksanaan tugas di internal dan eksternal. Selanjutnya, soliditas dimaknai terkait dengan Sinergitas yang Positif antar Pimpinan dengan Sekretariat Kecamatan selaku supporting sistem pada setiap kerja-kerja administratif dan teknis operasional yang dilakukan pimpinan,” ungkap Linu.
Linu melanjutkan, soal Integritas dalam pelaksanaan tugas, Panwascam wajib bersikap loyalitas pada lembaga artinya tujuan lembaga lebih diutamakan daripada kepentingana individu.
“Maka sejatinya ketika Panwascam terpilih memiliki loyalitas yang tinggi pada lembaga Bawaslu, maka mereka memiliki kualifikasi yang baik dalam hal Integritas. Artinya, apapun yang diperintahkan atau diinstruksikan oleh Bawaslu secara berjenjang wajib untuk dilaksanakan secara komprehensif oleh Panwascam terpilih,” katanya.
Ketiga, mentalitas, menurutnya, Panwascam terpilih harus memiliki mental yang kuat dan sanggup menerima kritikan. Dapat bersikap tegas ketika menangani Dugaan Pelanggaran yang terjadi meskipun itu terkait atau bersentuhan pihak yang memiliki kedekatan tertentu dengan mereka.
Keempat, Profesional, sikap yang harus dimiliki ketika menjalankan tugas sebagai Pengawas Pemilu. Artinya sebagai Pengawas Pemilu wajib untuk selalu mengupgrade setiap pengetahuan tentang Pemilu khususnya terkait dengan regulasi kepemiluan. Sehingga dalam setiap Pelaksanaan Tugas yang dilakukan selalu berlandaskan Ketentuan yang berlaku.
Selain itu juga, Linu menegaskan, agar Panwascam tidak mengintervensi pengelolaan keuangan yang dilaksanakan oleh Sekretariat selain mengawasi Pengelolaan Keuangan. Panwascam diminta juga untuk cakap dalam penggunaan Teknologi Informasi dalam bentuk Penggunaan Aplikasi Teknologi Informasi yang di drive oleh Bawaslu RI dan Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota.
Linu turut menjelaskan Sistematika Pengawasan Pemilihan pasca dihapuskannya nomenklatur Divisi Pengawasan dan berganti dengan Nomenklatur Pencegahan, serta SOTK sebagaimana pada Perbawaslu 18 Tahun 2023 Tentang Perubahan atas Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Antar Pengawas Pemilu.
Terakhir adalah wajib berkomunikasi secara maksimal dengan Mitra Kerja yaitu Jajaran KPU dan Stakeholders Pemilihan di kecamatan masing-masing.
Hadir pada kesempatan itu, Ketua dan Anggota Bawaslu Tomohon serta Anggota Panwascam Terpilih se-Kota Tomohon.(*/rek)
Headline
Sayonara Papa Ani, Selisih Suara CSSR – WLMM Tutup Jalan ke MK ?
TOMOHON,mediakontras.com – Pleno Tingkat Kecamatan perhitungan perolehan suara pasangan calon (paslon) Pilkada 2024 Kota Tomohon, menunjukkan selisih yang tidak jauh antara Caroll Senduk dan Wenny Lumentut.
Namun demikian, masih adakah peluang Papa Ani menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) ?
Pleno tersebut dilaksanakan Sabtu (30/11/2024), dengan suara sah sebanyak 68.009. Paslon usungan PDIP-Gerindra dengan nomor urut 3 itu meraih 31.173 suara, sementara WLMM mendapatkan 29.494 suara. Artinya, antara keduanya terdapat selisih 1.679 suara.
Demikian pula, dari lima kecamatan yang ada di Kota Tomohon, Caroll-Sendy menguasai tiga, yakni Tomohon Utara, Tomohon Selatan dan Tomohon Tengah. Sedangkan yang dimenangkan WLMM adalah Kecamatan Tomohon Timur dan Kecamatan Tomohon Barat.
Dengan fakta seperti tersaji dalam Pleno Kecamatan itu, masih adakah peluang bagi WLMM menggugat ke MK ?
Dalam beberapa hari ini berhembus kabar kalau calon walikota jalur independen itu masih akan melanjutkan pertarungan di MK lewat gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (PHP KADA).
Seandainya benar, WL akan mengajukan permohonan menggugat hasil pungut hitung Pilkada setelah ada Penetapan KPU Tomohon, muncul pertanyaan apakah perjuangannya bisa menggeser Caroll Senduk ?
Sekedar diketahui, untuk mengajukan gugatan hasil PHPUemilihan ke MK, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada dan peraturan yang relevan.
Berikut syarat-syaratnya:
- Pihak yang Berhak Mengajukan Gugatan hanya pasangan calon (Paslon).
- Gugatan harus diajukan oleh:
Pasangan calon secara langsung atau Kuasa hukum yang ditunjuk secara sah oleh pasangan calon. - Objek Sengketa
Gugatan hanya dapat diajukan terhadap penetapan hasil perhitungan suara yang ditetapkan KPU atau KPU Daerah. - Alasan Pengajuan Gugatan harus jelas dan spesifik, seperti: Dugaan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Kesalahan penghitungan suara oleh KPU atau Pelanggaran hukum lainnya yang memengaruhi hasil pemilu.
- Batasan Selisih Suara
Pasangan calon hanya dapat mengajukan gugatan jika terdapat selisih suara yang memenuhi ambang batas tertentu. Sesuai Pasal 158 UU No. 10 Tahun 2016, ambang batas ini tergantung pada jumlah penduduk di daerah tersebut:
- Penduduk hingga 250 ribu: Selisih maksimal 2%.
- Penduduk 250 ribu–500 ribu: Selisih maksimal 1.5%.
- Penduduk 500 ribu–1 juta: Selisih maksimal 1%.
- Penduduk lebih dari 1 juta: Selisih maksimal 0.5%.
- Batas Waktu Pengajuan
Gugatan harus diajukan ke MK maksimal 3 hari kerja setelah KPU menetapkan hasil penghitungan suara. - Bukti yang Diajukan
Penggugat harus menyertakan bukti yang cukup, seperti:
Dokumen resmi hasil penghitungan suara.
Bukti kecurangan (foto, video, atau dokumen lainnya).
Kesaksian dari pihak yang relevan. - Registrasi dan Proses Persidangan
Setelah gugatan diajukan, MK akan memverifikasi apakah gugatan memenuhi syarat formal dan materiil. Jika diterima, MK akan memprosesnya dalam sidang terbuka.
Jika semua syarat di atas terpenuhi, MK akan memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa hasil Pilkada sesuai prosedur. Keputusan MK bersifat final dan mengikat.
Mengenai persyaratan formil ambang batas pengajuan Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (PHP Kada) sebagaimana ketentuan Pasal 158 UU 10/2016 (UU Pilkada), Kota Tomohon sendiri masuk dalam kategori pertama yang prosentasinya 2 persen.
Pada Pilkada 2024 ini, dari hasil pleno kecamatan itu, suara sah pemilih yang masuk sebanyak 68.009.Jika mengacu pada ketentuan Pasal 158 UU 10/2016 (UU Pilkada), ambang batas suara paslon WLMM mengajukan PHPU ke MK adalah kalau terdapat selisih maksimal 2% atau sebanyak 1.360 suara.
Dengan jumlah selisih 1.679 suara, masih layakkah WLMM menggugat ke MK ?
Jika mengacu dari Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 ini, seandainya WL menang gugatan di MK maka selisih suara sah itu (1.360) kalau ditambahkan ke WL, suaranya akan bertambah menjadi 30.854, namun masih terpaut 318 suara dari total raihan Caroll-Sendy.
Artinya, selisih suara yang akan disengketakan WLMM di MK itu tak akan mampu melebihi raihan Caroll-Sendy, dan ambis Wenny Lumentut mendapatkan kursi Wali Kota Tomohon akan gagal total, oleh 318 suara yang tak memilih Papa Ani, julukan sebagian kecil masyarakat Tomohon pada Wenny Lumentut. Besaran selisih yang mencapai 2,4 persen yang berada jauh di atas ambang batas sudah menutup jalannya ke MK. Sayonara Papa Ani.(rek)
Headline
Kalaupun Menang, Wenny Lumentut Tetap Kalah
TOMOHON, mediakontras.com – Ambisi Wenny Lumentut merebut kursi orang nomor satu Kota Tomohon yang kini dipegang Caroll Senduk, sepertinya tidak ada ujungnya.
Meski kalah dalam penghitungan perolehan suara lewat real count Desk Pilkada, namun berhembus kabar kalau calon walikota yang maju lewat jalur independent itu masih akan melanjutkan pertarungan di Mahkamah Konstitusi (MK) lewat gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
Seandainya benar, WL akan mengajukan permohonan menggugat hasil pungut hitung Pilkada setelah ada Penetapan KPU Tomohon, muncul pertanyaan apakah perjuangannya bisa menggeser Caroll Senduk ?
Sekedar diketahui, untuk mengajukan gugatan hasil PHPUemilihan ke MK, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada dan peraturan yang relevan.
Berikut syarat-syaratnya:
- Pihak yang Berhak Mengajukan Gugatan hanya pasangan calon (Paslon).
- Gugatan harus diajukan oleh:
Pasangan calon secara langsung atau Kuasa hukum yang ditunjuk secara sah oleh pasangan calon. - Objek Sengketa
Gugatan hanya dapat diajukan terhadap penetapan hasil perhitungan suara yang ditetapkan KPU atau KPU Daerah. - Alasan Pengajuan Gugatan harus jelas dan spesifik, seperti: Dugaan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Kesalahan penghitungan suara oleh KPU atau Pelanggaran hukum lainnya yang memengaruhi hasil pemilu.
- Batasan Selisih Suara
Pasangan calon hanya dapat mengajukan gugatan jika terdapat selisih suara yang memenuhi ambang batas tertentu. Sesuai Pasal 158 UU No. 10 Tahun 2016, ambang batas ini tergantung pada jumlah penduduk di daerah tersebut:
- Penduduk hingga 250 ribu: Selisih maksimal 2%.
- Penduduk 250 ribu–500 ribu: Selisih maksimal 1.5%.
- Penduduk 500 ribu–1 juta: Selisih maksimal 1%.
- Penduduk lebih dari 1 juta: Selisih maksimal 0.5%.
- Batas Waktu Pengajuan
Gugatan harus diajukan ke MK maksimal 3 hari kerja setelah KPU menetapkan hasil penghitungan suara. - Bukti yang Diajukan
Penggugat harus menyertakan bukti yang cukup, seperti:
Dokumen resmi hasil penghitungan suara.
Bukti kecurangan (foto, video, atau dokumen lainnya).
Kesaksian dari pihak yang relevan. - Registrasi dan Proses Persidangan
Setelah gugatan diajukan, MK akan memverifikasi apakah gugatan memenuhi syarat formal dan materiil. Jika diterima, MK akan memprosesnya dalam sidang terbuka.
Jika semua syarat di atas terpenuhi, MK akan memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa hasil Pilkada sesuai prosedur. Keputusan MK bersifat final dan mengikat.
Mengenai persyaratan formil ambang batas pengajuan Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (PHP Kada) sebagaimana ketentuan Pasal 158 UU 10/2016 (UU Pilkada), Kota Tomohon sendiri masuk dalam kategori pertama yang prosentasinya 2 persen.
Jika dihitung dari hasil penghitungan suara real count desk Pilkada suara sah pemilih yang masuk sebanyak 67.858.
Pasangan Calon Walikota Caroll Senduk dan Calon Wakil Walikota Sendy Rumajar
meraih suara sebanyak 31.042.
Sedangkan Pasangan Calon (Paslon) WLMM meraup suara 29.476.
Antara keduanya, ada selisih 1.565 suara.
Jika mengacu dari Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016,
dihitung 2 % atau 1.357 dari suara sah, sebagai syarat ambang batas gugatan ke MK, seandainya WL menang gugatan di MK maka suara sah itu (1.357) kalau ditambahkan ke WL, suaranya akan menjadi 29.476 + 1.357 = 30.833.
Terdapat selisih 208 suara lebih sedikit dibanding Caroll Senduk yang total suaranya 31.042 dan Caroll – Sendy tetap akan jadi pemenang Pilkada Tomohon.
Artinya, 208 suara itu yang menjadi penyebab kegagalan Wenny Lumentut mendapatkan kursi Wali Kota Tomohon.
Mengacu juga dari undang undang tersebut pada point ke 7 , peluang materi gugatan seandainya WL tetap ngotot memasukkan permohonan gugatan ke MK , belum tentu juga bisa langsung diterima.
Hal ini karena dalam Proses Registrasi dan persidangan setelah gugatan diajukan,MK akan melakukan verifikasi apakah gugatan memenuhi syarat formal dan materiil. (rek)
Pilkada
Tidak Netral, Bawaslu Tomohon Selidiki Personil KPPS
TOMOHON,mediakontras.com – Bawaslu Kota Tomohon mengomentari video viral yang diduga melibatkan para personil KPPS di salah satu TPS di Kelurahan yang ada di Kecamatan Tomohon Tengah.
Menurut Ketua Bawaslu Kota Tomohon Stenly Kowaas, apa yang dilakukan para personil KPPS tersebut benar-benar tidak terpuji dan mencoreng wajah penyelenggara Pilkada.
“Apapun alasannya, sungguh tidak pantas penyelenggara melakukan gerakan-gerakan yang menjurus pada keberpihakan pada kontestan Pilkada,” ujarnya.
Dijelaskannya, makin memalukan lagi karena beberapa anggota yang diduga KPPS itu masih menggunakan seragam berlogo KPU, yang mereka pakai saat proses pemungutan dan penghitungan. “Saat video ini direkam, mereka masih terikat masa kerja dengan KPU Tomohon, meski proses pungut hitung sudah selesai. Jadi yang mereka lakukan itu benar-benar tidak menggambarkan karakter penyelenggara yang didoktrin untuk sensitif dengan situasi serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika penyelenggara,” tegas Kowaas.
Ia mengaku sudah menginstruksikan kepada Pengawas Kecamatan Tomohon untuk melakukan penelusuran dan penanganan pelanggaran terhadap video tersebut. “Kalau benar terbukti, sejumlah penyelenggara di video itu pasti akan ada sanksinya,” tegas Kowaas. (rek)
-
Headline3 minggu ago
Diduga Gelapkan Dana, Polres Tomohon Periksa Mantan Wakil Walikota. Ini Indikasinya……
-
Headline2 minggu ago
Warga Talete Diingatkan Sejarah 20 Tahun Lalu, Wali Kota Tomohon Pertama Lahir dari Sini
-
Headline3 minggu ago
Tuding Aparat Curang, Polisi Harus Periksa Wenny Lumentut
-
Headline3 minggu ago
Dinilai Blunder, WL dan MJW Dituding Tak Paham Pembagian Urusan Pemerintah Pusat dan Daerah
-
Headline2 minggu ago
Tertangkap jadi Tim WL-MM, 16 ASN terancam sanksi
-
Headline2 minggu ago
Caroll – Sendy Kenakan Jaket Biru Muda Khas Prabowo – Gibran, Memancarkan Aura Kemenangan
-
Headline2 minggu ago
Wantania – Amisi Tersangka, Ancaman 6 Bulan Maksimal Kurungan Badan