Traveling
Tawarkan Objek Wisata Hutan Mangrove yang Menyejukkan Hati
Desa Wisata Budo, Sajikan Keindahan Eco Wisata


Mari jo ka Minut. Kalimat pendek dan sangat simple tersebut mengandung makna yang sangat luar biasa. Ajakan datang ke Kabupaten Minahasa Utara untuk healing atau berlibur, berwisata meninggalkan rutinitas untuk sementara waktu, kita tinggal memilih saja mana lokasi yang bisa menyenangkan hati kita.
Edisi ini kita menyajikan keindahan eco wisata yang ada di Desa Wisata Budo. Desa yang terletak di Kecamatan Wori, memiliki objek wisata hutan mangrove dan wisata selam sebagai daya tarik wisata bawah laut yang tidak kalah dengan Taman Laut Bunaken.
Dari Bandara Internasional Sam Ratulangi, wisatawan bisa berkendara sejauh 17 – 23 kilometer (km) selama hampir 45 menit untuk bisa sampai di desa wisata ini

Wisata hutan mangrove, yang memiliki gazebo, kuliner, dan juga spot-spot foto yang sangat indah. Di siang hari kita bisa menikmati hamparan laut yang indah sambil berenang, sorenya bisa melihat sunset yang sangat legendaris, dan pemandangan malam yang begitu romantis dengan lampu-lampu jalan yang sangat indah.
Fasilitas yang ada di wisata mangrove yaitu gazebo atau pondok untuk bersantai, memiliki kursi dan meja untuk menikmati kuliner, area berenang yang aman, toilet umum dan juga tempat bilas.
Kemudian, wisata selam sebagai daya tarik wisata alam bawah laut yang tak kalah indah dengan Taman Laut Bunaken, dengan biota-biota yang unik dan ada juga yang jarang ditemukan di berbagai tempat seperti biota yang unik Pygmy Seahorse, hewan kerdil yang sangat diburu oleh para fotografer underwater khusus macro dive, topografinya adalah sloping down and wall.

Ekosistemnya lengkap, ada mangrove, padang lamun, dan karang. Ikan-ikan bertelur di padang lamun, kemudian setelah menetas mereka bersembunyi di kawasan mangrove untuk menghindari dari predator hingga besar.
Menurut Hukum Tua Lisbet Lintogareng, reboisasi kawasan mangrove digarap sekitar 20 tahun lalu. Saat ini, luas kawasan mangrove mencapai 33 hektare dengan sembilan jenis tanaman utama.
Keberadaannya mulai dimanfaatkan untuk menarik wisatawan sejak 2019. Sektor itu memperluas lapangan kerja warga hampir 1.000 orang, mayoritas berprofesi sebagai petani, dengan sebagian kecil sebagai nelayan.
Secara swadaya, warga Desa Budo membangun sejumlah fasilitas untuk melayani wisatawan lebih baik. Jembatan kayu dan sejumlah latar untuk foto panoramic. Bagi yang hobby untuk berburu sunset atau matahari terbenam, dari desa Budo adalah yang terbaik.
Hanya dengan berbekal tiket Rp10 ribu per orang atau paket Rp60 ribu, termasuk tiket masuk dan makan, kita sudah bisa menikmati keindahan yang ditawarkan di objek wisata tersebut.
Untuk fasilitas homestay tak usah ragu lagi. Dilokasi tersebut ada dari master plan ada 10 (homestay), namun yang tersedia baru ada tiga. Harga promo untuk menginap Rp750 ribu per malam. Homestay bisa diisi sampai empat orang.

Selain menawarkan keindahan alam yang luar biasa, Pesona Desa Wisata Budo Minahasa Utara Tak Sekadar Hutan Mangrove. Kerajinan tangan dari rumput ginto yang disulam oleh para oma oma untuk menjadi cenderamata yang unik dan menarik.
warga setempat merintis suvenir khas Desa Wisata Budo yang terbuat dari rumput liar yang biasa ditemukan di sekitar pohon kelapa. Rumput liar itu dianyam oleh para oma di desa itu dan dibentuk menjadi beragam bentuk. Ada yang dijadikan liontin, tatakan gelas, dan piring dan tas . (*/red)
