Connect with us

Advertorial

DPRD Sulut Gelar Rapat Paripurna Perubahan KUA PPAS Tahun 2025

Diterbitkan

pada

Manado. Mediakontras. com – DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Rapat Paripurna dalam rangka menyampaikan penjelasan terhadap dokumen Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Provinsi Sulawesi Utara Tahun Anggaran 2025 , Selasa (22/07/2025).

Rapat ini dipimpin Ketua DPRD Provinsi Sulut, dr Fransiscus Andy Silangen didampingi Pimpinan Dewan lainnya yaitu, Michaella Paruntu, Stella Runtuwene dan Royke Anter.

Dari eksekutif hadir Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE dan Wakil Gubernur, DR. J. Victor Mailangkay, SH. MH, anggota DPRD, jajaran Forkopimda, serta kepala perangkat daerah dan tamu undangan lainnya.

Adapun perubahan ini dilakukan sebagai respon terhadap dinamika pelaksanaan anggaran serta penyesuaian atas asumsi-asumsi makro ekonomi dan kebijakan prioritas pembangunan daerah.

“Perubahan KUA dan PPAS ini penting untuk menjamin kesinambungan program strategis, terutama dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi daerah,” jelas Gubernur.

Gubernur Yulius menambahkan, RPJMD merupakan dokumen vital yang akan menjadi panduan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun program kerja dan anggaran ke depan.

“RPJMD ini disusun untuk lima tahun mendatang dan menjadi arah kebijakan pembangunan Sulut. Target pertumbuhan ekonomi kita pada 2025 diproyeksikan mencapai 5,62%, dengan fokus pada sektor pertanian, kehutanan, industri dan perdagangan,” ujar Gubernur.

Ia juga mengungkap bahwa tren angka kemiskinan ekstrem menunjukkan penurunan yang signifikan secara nasional, di angka 0,83%, serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulut yang kini berada pada level 75,68%.

Rapat paripurna ditutup dengan penyampaian agenda selanjutnya, yaitu pembahasan lebih lanjut melalui Badan Anggaran DPRD bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk pendalaman terhadap dokumen RPJMD dan perubahan KUA-PPAS, sebelum nantinya ditetapkan menjadi Perda dan kesepakatan bersama.

Sebelumnya juga rapat paripurna tersebut dirangkaikan dengan paripurna terkait penyampaian/penjelasan Gubernur terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2025–2029, dan pandangan Fraksi.

Di sisi lain, tragedi terbakarnya KM Barcelona V di perairan Laut Talise menyisahkan banyak cerita. Anggota DPRD Sulut, Dapil Nusa Utara, Norman Luntungan mengapresiasi gerak cepat para nelayan pesisir di Pulau Gangga dan sekitarnya membantu para korban, bahkan tim Basarnas, Bakamla serta semua pihak yang sudah membantu saat musibah terjadi

Normans Luntungan pun menyampaikan saat paripurna berlangsung, mengenai armada laut yang sangat minim untuk melayani pelayaran Manado Talaud begitu pun sebaliknya.

“Pak Gubernur kiranya dapat meninjau kembali lalu lintas pelayaran ke Manado. Saat ini, jadwal kapal hanya melayani Senin, Rabu dan Jumat ke Talaud sedangkan Selasa, Kamis Sabtu ke Manado, ” urainya.

Kata Normans, jumlah pelayaran ini sangat minim dan dibutuhkan armada tambahan untuk melayani masyarakat dari Talaud ke Manado dan begitu pun sebaliknya.

Legislator Perindo ini menjelaskan, jumlah penduduk di Kepulauan Talaud berkisar 60.000 – 80.000 jiwa sedangkan kapasitas satu kapal hanya berkisar 400-an penumpang.

Jadi, menurut Normans perlu adanya penambahan armada kapal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Talaud, dengan jumlah penduduk yang cukup banyak.

“Kiranya dengan bantuan Bapak Gubernur agar dapat dipermudah untuk pengurusan izin pelayaran. Ada beberapa pengusaha yang mengurus izin, namun dipersulit. Maka, kami meminta untuk kembali meninjau kembali dan mengevaluasi mengenai perizinan yang ada,” tegasnya.

Normans pun berharap, apabila armada laut ditambah ketersediaan kapal akan banyak sehingga tidak lagi over kapasitas di atas kapal.

“Pengalaman pribadi, ketika saya mencari kamar dan tidak mendapati katena penuh. Apa boleh buat, mau tidak mau saya harus tidur di atas kasur dan beralas di lantai, karena kapal dalam keadaan penuh dan over kapasitas, ” ujarnya.

Lanjut Norman, hal yang perlu ditinjau krmbali juga mengenai keamanan. Karena saat kapal berlayar, banyak orang yang merokok bahkan meminum minuman keras dengan bebas.

“Nah, keadaan ini dapat memicuh terjadinya kebakaran. Dan jangn sampai terjadi lagi kejadian yang sama, ” imbuhnya. (*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *