Tomohon
Bentuk Lansia Tangguh dan Mandiri, Pemkot Tomohon Dirikan Sekolah Lansia Smart


TOMOHON, mediakontras.com– Staff Ahli Walikota Tomohon Bidang Permerintahan dan Kemasyarakatan drg Jeand’arc Senduk Karundeng yang juga Ketua TP PKK Kota Tomohon menghadiri kegiatan Launching Sekolah Lansia Smart “Tumimperas”, di Kantor Kelurahan Pinaras Kecamatan Tomohon Barat, Sabtu (3/8/2024).
Wali Kota Tomohon dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Walikota menyebutkan
keberadaan sekolah lansia di Kota Tomohon, sebagai wujud tekad dengan semangat yang tinggi dengan didasari agama dan keimanan dalam upaya bersama membangun yang bertujuan untuk kemakmuran dan mensejahterakan masyarakat yang diawali dengan membentuk karakter sumber daya manusia yang tangguh dan hebat.
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
Berdasarkan data BPS tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sebesar 26,82 juta jiwa atau 9,92% dari populasi penduduk indonesia.
“Sekolah lansia menjadi salah satu wadah dalam membentuk lansia tangguh dan mandiri karena sekolah lansia tidak hanya sekedar mempelajari aspek fisik, namun di dalamnya memiliki keterkaitan antar unsur baik fisik, sosial, psikologis, ekonomi dan spiritual,” Kata drg Jeand’arc Senduk Karundeng.

Sekolah lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat bagi lansia.
“Harapan saya semoga sekolah lansia yang sudah terbentuk dapat berjalan dengan baik dan sukses sehingga dapat menjadi percontohan (pilot project) pembentukan sekolah selanjutnya, ujar istri tercinta wali kota Caroll Senduk.
Mari kita membangun kota tomohon yang kita cintai ini, sehingga menjadi kota tomohon yang menghasilkan, maju, berdaya saing, sejahtera dan mandiri, ajaknya yang langsung diikuti dengan melaunching sekolah lansia Kota Tomohon Smart Tumimperas.
Ikut pula hadir Sekretaris BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Lady Ante SPd MAP, Ketua Pokja Ketahanan Lansian dan UPPKA Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Agustin Mamahit SE MSi, Anggota DPRD Kota Tomohon Bpk. Noldy Lengkong , Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah Kota Tomohon Mareyke Manengkey SPd, Ketua Lansia Kota Tomohon Carla Lasut, ketua-ketua Lansia tiap tiap Kelurahan se-Kota Tomohon, para Lansia Kelurahan Pinaras serta Jajaran Pemerintah Kota Tomohon.(rek)
Headline
Warning! Kelurahan yang Belum Ada Pokdarwis, Segera Dibentuk

TOMOHON,mediakontras.com –
Walikota Tomohon Caroll Senduk menginstruksikan semua kelurahan yang belum terbentuk Kelompok Sadar Pariwisata (Pokdarwis) agar segera dibentuk.
Hal ini ditegaskan oleh walikota yang diwakili oleh Sekkot Edwin Roring ketika membuka Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Tahun 2025, yang digelar Dinas Pariwisata Rabu, 14 Mei 2025, di Hotel Wise Tomohon.
Dalam sambutan Wali Kota Tomohon yang dibacakan Edwin Roring, disampaikan bahwa pengembangan pariwisata di Kota Tomohon merupakan bagian dari strategi nasional, sebagaimana tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2011, yang menetapkan Kota Tomohon sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bersama Tondano dan sekitarnya.
Posisi strategis ini semakin diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Manado-Likupang, yang menempatkan Tomohon dalam Key Tourism Area sebagai penyangga KEK Likupang, salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) Nasional.
“Sejalan dengan visi dan misi Kota Tomohon untuk menjadi Kota Wisata Dunia, pemerintah terus mendorong pengembangan pariwisata yang berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan,” kata Edwin Roring.

Salah satu langkah konkret adalah melalui pengembangan desa wisata atau kampung wisata yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, ujarnya.
Saat ini, dari 44 kelurahan di Kota Tomohon telah ditetapkan sebagai Kampung Wisata berdasarkan Keputusan Wali Kota Nomor 130 Tahun 2024, baru ada 5 kelurahan yang sudah terbentuk Pokdarwis.
Kelurahan tersebut masing masing; Kelurahan Kakaskasen Dua, Tinoor 1 dan Woloan 1 utara serta Rurukan 1, Walian 1.
“Untuk mempercepat pengelolaan kampung wisata ini, saya meminta seluruh lurah se-Kota Tomohon agar segera membentuk Kelompok Kerja Pariwisata (Pokjawis) dalam waktu satu minggu,” tegas Sekkot Edwin Roring
Selain itu Sekkot juga berharap pelatihan ini menjadi langkah awal dari proses berkelanjutan dalam pengelolaan desa wisata yang efektif dan berorientasi pada manfaat nyata bagi perekonomian lokal.
“Pemerintah mengajak seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan serius serta menjaga komitmen dan konsistensi dalam mendukung kemajuan sektor pariwisata berbasis masyarakat,” pungkas mantan Sekda Tahuna ini.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Judisthira Siwu, SE, MSi, narasumber dari unsur akademisi Prof. Dr. Ir. Winda Mingkid, MMAR.SC, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Klaudius Kalesaran, SH, para lurah se-Kota Tomohon, serta peserta pelatihan pengelolaan Kampung Wisata.(*)
Tomohon
RIPPARKOT Dalam Proses Revisi, Pariwisata Tomohon Dirancang Terarah dan Berkelanjutan

TOMOHON,mediakontras.com –
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota (RIPPARKOT) Tomohon yang sampai saat ini belum ditetapkan ternyata masih dalam proses revisi atau perbaikan.
Dokumen perencanaan yang berisi arahan, kebijakan, dan strategi pembangunan kepariwisataan, disusun untuk mengembangkan potensi pariwisata secara terarah dan berkelanjutan.
Menurut Sekretaris Kota (Sekkot) Tomohon Edwin Roring SE ME mengatakan RIPPARKOT ini berfungsi sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan kepariwisataan.
“Dokumen ini mencakup berbagai aspek, seperti pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan pengembangan kelembagaan kepariwisataan,” kata pamong senior ini.
Dijelaskannya RIPPARKOT umumnya meliputi
analisis potensi pemetaan potensi wisata yang ada di wilayah kota, termasuk potensi alam, budaya, dan sumber daya manusia.
Ada juga perencanaan destinasi wisata, Penentuan destinasi wisata unggulan, pengembangan daya tarik wisata, dan pemetaan kawasan pariwisata.
Pembangunan Industri Pariwisata meliputi Peningkatan kualitas akomodasi, transportasi, kuliner, dan berbagai layanan pariwisata lainnya.
Pemasaran Pariwisata seperti Pemilihan strategi pemasaran yang efektif untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Ada juga Pengembangan Kelembagaan Pariwisata seperti Penguatan peran organisasi masyarakat, lembaga pendidikan pariwisata, dan berbagai pihak terkait dalam pengembangan pariwisata.
“RIPPARKOT Kota Tomohon sampai saat ini masih sementara melakukan revisi agar supaya dapat memenuhi tuntutan perkembangan globalisasi pariwisata dunia,” ungkapnya.
Yang pasti setelah revisi selesai dan proses finalisasi serta penetapan disempurnakan,maka RIPPARKOT ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah untuk menjadi pedoman resmi, tambah mantan Sekda Tahuna ini.
Dikatakannya pula dengan perencanaan yang matang, potensi wisata daerah dapat berkembang optimal, membawa manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat. Masa depan pariwisata Kota Tomohon dimulai dari perencanaan yang cerdas dan berkelanjutan melalui RIPParkot,” tandas Sekdakot Tomohon itu. (*)
Headline
Wujudkan Tomohon Kota Wisata Dunia, Dispar Terus Benahi Infrastruktur Pariwisata
Gelar Pelatihan Pengelolaan Kampung Wisata

TOMOHON, mediakontras.com – Jalan panjang menuju Tomohon Kota Wisata Dunia, sesuai dengan Visi dan Misi dari Walikota Caroll Senduk dan Wakil Walikota Sendy Rumajar, terus dikebut.
Lihat saja, apa yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Tomohon. Instansi teknis tersebut menggelar pelatihan yang bertajuk Pengelolaan Kampung Wisata, selama tiga hari 14-16 Mei 2025, di Hotel Wise Kota Tomohon.
Pelatihan ini sendiri menghadirkan narsum dari kalangan akademisi yang kompeten yakni Prof Dr Ir Winda Mercedes Mingkid M.Sc.

Dalam laporannya Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Klaudius Kalesaran melaporkan
Desa wisata adalah konsep pengembangan wilayah pedesaan yang berfokus pada potensi pariwisata yang ada di desa, dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama dalam pengembangan wisata tersebut.
“Desa wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui sektor pariwisata, sekaligus melestarikan lingkungan dan budaya lokal,” ungkapnya.
Desa wisata tidak hanya sekedar tempat wisata, tetapi juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya.
“Konsep desa wisata menekankan pada keterlibatan masyarakat desa dalam pengelolaan dan pengembangan wisata, sehingga mereka dapat merasakan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata,” ujarnya.
Beberapa elemen penting dalam desa wisata meliputi:
Atraksi:
Potensi wisata yang menarik, seperti alam, budaya, kuliner, dan kegiatan lokal.
Amenitas:
Fasilitas pendukung yang dibutuhkan wisatawan, seperti akomodasi, transportasi, dan restoran.
Aksesibilitas:
Kemudahan akses menuju desa wisata, baik dari segi transportasi, infrastruktur, maupun informasi.
Keterlibatan Masyarakat:
Partisipasi aktif masyarakat desa dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
Pelestarian Budaya dan Lingkungan:
Upaya untuk menjaga keberadaan budaya dan lingkungan asli desa wisata.
Dengan pengembangan desa wisata, diharapkan masyarakat desa dapat meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya.

Selain itu, desa wisata juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk melestarikan budaya dan lingkungan desa, serta memperkenalkan kehidupan masyarakat pedesaan kepada wisatawan.
Contoh:
Di Tomohon, ada beberapa desa yang memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi desa wisata.
Desa-desa ini memiliki potensi alam yang indah, budaya yang unik, dan tradisi yang masih terjaga, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata yang menarik.
Desa wisata adalah sebuah konsep pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dan fokus pada pelestarian budaya serta lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat desa dalam pengembangan wisata, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan budaya, dan memperkenalkan keunikan desa kepada wisatawan.
Dikatakannya pula tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) peserta serta para lurah yang hadir selaku penggalang masyarakat untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

” Juga untuk menciptakan SDM yang unggul bagi pengurus Pokdarwis agar bisa menciptakan produk unggulan yang bisa mendatangkan turis,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon Judistirha Siwu menyampaikan
pelatihan ini sesuai dengan Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota yang masuk dalam RPJMD 2025-2030, dimana salah satunya adalah Wujudkan Tomohon Kota Wisata Dunia.
Sejalan dengan itu Visi dan Misi inj juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahun 2025- 2045 dengan tema utama pariwisata.
“Bagimana wujudkan Tomohon kota pariwisata kita menggunakan konsep suistaneble tourism.Apalagi dalam pengembangan pariwisata
sejalan dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto kepada Gubernur Sulut Yulius Selvanus untuk membangun Sulut sebagai daerah pariwisata dan unggul sebagai leading sektor.
” Kota Tomohon masuk dalam cakupan Destinasi Super Prioritas (DSP) Likupang dari 4 daerah penyangga pariwisata seperti Minut, Manado, Bitung dan Minahasa,” Kata Siwu.
Untuk memajukan pariwisata
kita harus punya konsep dan salah satunya pengembangan kampung wisata atau desa wisata.
” Karena Tomohon tidak ada desa maka kita menyebutnya dengan Kampung Wisata.Untuk membangun kampung ini dimulai dari masyarakat itu sendiri.
Bukan menggunakan sistem top down atau diperintah tapi gunakan sistem bottom up dari masyarakat atau pariwisata berbasis masyarakat atau komunitas,” jelasnya.
Membangun pariwisata harus dikerjakan dengan kolaborasi. Kerjasama ini sangat penting bagi setiap komponen untuk membentuk kampung wisata.
“Pokdarwis itu tak bisa jalan sendiri. Untuk menjalankan kita menggunakan konsep
pentahelix pariwisata. Artinya
sebuah pendekatan kolaboratif yang melibatkan lima elemen utama: Government (Pemerintah), Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), dan Media. Konsep ini bertujuan untuk mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan,” kata Judistirha Siwu.
Dicontohkannya, untuk membangun Ekonomi Kreatif instansinya menggandeng Dinas Koperasi.
” Dalam mewujudkan Tomohon Kota Wisata Dunia, Dinas Pariwisata tidak jalan sendiri. Melainkan kolaborasi juga dengan dinas dinas,” pungkasnya.(*)
-
Manado12 bulan lalu
PENGUMUMAN: Mulai 1 Juni Masuk Bandara Sam Ratulangi Wajib Gunakan Uang Elektronik
-
Blog8 tahun lalu
These ’90s fashion trends are making a comeback in 2017
-
Hukrim1 tahun lalu
Dua Laporan Polisi ini Bisa Gagalkan Wenny Lumentut ke Kursi Wali Kota Tomohon
-
Entertainment8 tahun lalu
The final 6 ‘Game of Thrones’ episodes might feel like a full season
-
Tomohon2 tahun lalu
ACARA HARI ANAK SEDUNIA TAHUN 2022 & 7 TH ASEAN CHILDREN’S FORUM | KOTA TOMOHON
-
Headline10 bulan lalu
Kasus Pidana Wenny Lumentut Segera ke Tahap Dua ?
-
Headline8 bulan lalu
Beberkan Hasil Rikkes, KPU Talaud : Empat Pasang Dan Satu Balon Bupati Memenuhi Syarat, Satu Balon Wakil Bupati TMS