Connect with us

Berita

Amir Liputo Tekankan Pembangunan Sekolah Maupun Pasar Harus di Lokasi Strategis Supaya Tidak Mubasir

Diterbitkan

pada

Manado. Mediakontras. com – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Amir Liputo mengingatkan dengan tegas sejumlah pekerjaan proyek pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak efektif.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPRD Sulut, Rabu (06/08/2025), Amir Liputo menegaskan, sebaiknya untuk membangun pasar maupun sekolah hendaknya memperhatikan kegunaannya, serta sarana prasarana pendukung lainnya.

Politisi PKB ini pun mencontohkan, pasar yang dibangun di depan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Manado.

“Siapa yang mau berjualan di dekat TPA? Sampai sekarang tidak ada yang berjualan di sana, dan pembangunannya mubasir. Jaraknya sekitar empat kilometer dari rumah saya, dan kondisinya sangat menyedihkan,” beber Liputo.

Ia pun menyayangkan dana negara digunakan untuk membangun fasilitas tersebut, namun tidak fimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat karena tidak tepat lokasi pembangunannya.

“Kasihan itu uang negara, uang rakyat. Ini harus jadi perhatian ke depan agar tidak terulang,” ujarnya.

Selain soal pasar, Liputo juga menyoroti ketimpangan pembangunan fasilitas pendidikan di berbagai daerah. Ia mencontohkan pembangunan sekolah di Minahasa Utara (Minut) yang fasilitasnya tergolong lengkap, namun muridnya tidak sebanyak yang diharapkan.

“Di SMA 1 Kalawat misalnya, kita baru saja bangun sekolah rakyat dengan fasilitas luar biasa. Tapi kenyataannya, muridnya tidak sesuai ekspektasi. Ini harus jadi evaluasi. Bangun sekolah itu bukan hanya soal fisik, tapi juga memperhatikan data penduduk dan jumlah calon siswa,” ujarnya.

Manado Utara, Kata Liputo, jumlah penduduknya lebih dari 100 ribu sekian, tapi tidak ada SMA dan SMP negeri di sana. Anak-anak terpaksa harus sekolah ke selatan kota. Biaya transportasi jadi kendala, dan belum tentu mereka bisa masuk sekolah juga.

Ia pun mengusulkan agar pembangunan tidak hanya berdasarkan pada usulan dari daerah, tapi juga harus melalui kajian kebutuhan yang objektif.
Daerah terluar seperti Talaud kadang tidak sempat mengusulkan, tapi justru merekalah yang paling membutuhkan. Pemerintah harus proaktif memverifikasi kebutuhan di daerah-daerah seperti itu,” pungkas politisi PKS tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Satuan Kerja (Satker) Prasarana Strategis, Kres Kuswara, menyampaikan bahwa pada tahun ini tidak ada proyek pembangunan baru.

“Dari 17 program yang ada, semuanya hanya bersifat rehabilitasi, tidak ada pembangunan baru,” ujar Kres singkat. (*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *