Connect with us

Artikel

Olly Dondokambey: Sang Bendahara yang Membaca Angin

Redaksi

Diterbitkan

pada

By

FB IMG 1754375420538

Semacam Reportase : Reymoond ‘Kex’ Mudami
(Hasil Memungut Aksara di Lorong Tengah K8 kemarin saat duduk dengan orang orang kredibel Nozanjo Anyo Lengkong , Albert Liberty Tewu, Wonua Rafles)

Di sebuah ruang rapat yang tertutup rapat, aroma kopi hitam bercampur dengan ketegangan yang tidak diucapkan. Orang-orang berbicara cepat, suara meninggi, kalimat saling bersahutan. Di ujung meja, Olly Dondokambey duduk tenang, jemarinya sesekali menyentuh pinggiran cangkir. Ia tidak ikut dalam riuh itu—setidaknya, belum.

Olly tahu, dalam politik, waktu bicara sama pentingnya dengan apa yang diucapkan. Ia membiarkan gelombang suara melewati dirinya, mengamati siapa yang mendesah, siapa yang mengangguk, siapa yang sekadar berpura-pura setuju. Lalu, ketika jeda itu tiba—hanya sekejap, seperti angin yang berhenti berhembus—ia masuk. Satu, dua kalimat. Tak lebih. Namun, seperti batu yang dilempar ke danau tenang, kata-katanya memicu riak yang mengubah arus.

Itulah Olly. Mantan Gubernur Sulawesi Utara dua periode, kini kembali menempati kursi Bendahara Umum PDI Perjuangan untuk keempat kalinya. Tidak banyak politisi yang mampu duduk di posisi itu selama belasan tahun. Bukan hanya karena kekuatan finansial, tapi karena seni menjaga kepercayaan.

Ia jarang menjadi headline untuk hal-hal sensasional. Tidak ada panggung drama politik yang ia mainkan. Penampilannya sederhana—nyaris membuat orang meremehkan. Tapi, seperti nelayan tua yang tahu kapan layar harus dibentangkan dan kapan harus diturunkan, Olly membaca arah angin kekuasaan dengan naluri yang terasah.

Peloby ulung—begitulah mereka yang pernah bernegosiasi dengannya menggambarkan. Ia tidak mendesak. Ia mengajak. Ia tidak memaksa. Ia meyakinkan. Ia membuat lawan bicara merasa ide itu lahir dari kepala mereka sendiri, padahal, tanpa sadar, sudah berada di lintasan yang ia inginkan.

Di DPP PDIP, ia bukan hanya bendahara yang menghitung angka. Ia adalah pengatur lalu lintas dukungan, penghubung antara pusat dan daerah, antara elite partai dan denyut di lapangan. Di Sulawesi Utara, ia meninggalkan jejak kepemimpinan yang tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tapi dari kemampuannya merajut harmoni di tengah dinamika politik yang kerap bergolak.

Empat kali terpilih menjadi Bendahara Umum adalah tanda bahwa Olly bukan sekadar pemain lama—ia adalah pemain yang tahu persis di mana posisi terbaik untuk berdiri ketika badai datang.

Di meja itu, kopi hitamnya sudah mendingin. Rapat hampir usai. Orang-orang mulai meninggalkan kursi mereka, beberapa bertepuk pundaknya, beberapa hanya mengangguk hormat. Olly berdiri pelan, merapikan jasnya, lalu berjalan keluar. Tidak ada sorak-sorai, tidak ada kamera yang mengejarnya. Tapi, di balik pintu yang tertutup, semua orang tahu: arah baru sudah ditentukan.

Kekuatan di Balik Kesederhanaan
Olly Dondokambey bukan tipe politisi yang haus sorotan. Penampilannya sederhana, tutur katanya tenang, namun setiap gerakannya diperhitungkan. Empat kali dipercaya memegang urat nadi finansial PDI Perjuangan membuktikan bahwa ia memiliki modal terpenting dalam politik: kepercayaan yang tak mudah goyah.

Pelobi Halus, Pemain Strategis
Dikenal sebagai negosiator ulung, Olly jarang mendesak, lebih memilih membangun rasa percaya hingga lawan bicara merasa nyaman mengikuti arahnya. Strateginya adalah mendengarkan lebih banyak, bicara seperlunya, tetapi memastikan setiap kalimat mengandung pesan yang mengubah arah pembicaraan.

Jembatan Pusat dan Daerah
Selama memimpin Sulawesi Utara dua periode, ia membangun reputasi sebagai penghubung yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah, antara elite partai dan akar rumput. Dalam politik internal PDIP, ia sering menjadi figur penengah yang meredam potensi gesekan.

Empat Periode, Empat Pelajaran
Duduk di kursi Bendahara Umum selama empat periode berturut-turut bukan sekadar soal kemampuan mengelola dana. Itu adalah soal merawat jaringan, menjaga keseimbangan kekuasaan, dan memastikan mesin partai tetap bergerak harmonis.

Kutipan Kunci:

“Politik itu seperti layar perahu. Kita tidak bisa memaksa angin, tapi kita bisa mengatur arah layar agar sampai ke tujuan.” – Olly Dondokambey

Penutup:
Dalam setiap bab perjalanan politiknya, Olly Dondokambey membuktikan bahwa kekuasaan tidak selalu identik dengan gemerlap panggung. Ia memilih menjadi arsitek di balik layar, merancang jembatan yang menghubungkan kepentingan, menjaga bara kepercayaan agar tetap menyala, dan membaca arah angin sebelum yang lain menyadarinya. Empat periode sebagai Bendahara Umum PDIP adalah lebih dari sekadar jabatan—itu adalah pengakuan bahwa dalam politik, mereka yang mampu menjaga harmoni adalah mereka yang akan selalu mendapat tempat di lingkaran inti. Dan di titik itulah, Olly berdiri, tenang namun tak tergoyahkan, menjadi penentu arah tanpa harus mengklaim panggung.(*)

Timeline Karier Olly Dondokambey

1999 – 2004 – Anggota DPR RI (Periode Pertama)
2004 – 2009 – Anggota DPR RI (Periode Kedua)
2005 – 2010 – Bendahara Umum DPP PDIP (Periode Pertama)
2009 – 2014 – Anggota DPR RI (Periode Ketiga)
2010 – 2015 – Bendahara Umum DPP PDIP (Periode Kedua)
2015 – 2020 – Bendahara Umum DPP PDIP (Periode Ketiga)
2016 – 2021 – Gubernur Sulawesi Utara (Periode Pertama)
2021 – 2024 – Gubernur Sulawesi Utara (Periode Kedua)
2020 – 2025 – Bendahara Umum DPP PDIP (Periode Keempat)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *