Bitung
Ngopi Pagi Ala Stafsus Walikota Bitung,Noldi Lamalo Minta Presentasi 4 Calon dari Stafsus
BITUNG,mediakontras.com –
RABU (26/6-2024) sekira pukul 10.00 Wita di sebuah rumah makan yang juga menyedia aneka minuman dan kue, tak jauh dari kompleks kantor Pemkot Bitung, duduk meriung Staf Khusus Walikota Bitung.
Mereka terpantau bergerak bersama dari kantor ke rumah makan, rencananya mereka sejenak hendak minum kopi sebelum kembali ke ruang kerja sebagaimana biasa.
Terlihat duduk di kepala meja Petrus S Tuange yang juga Koordinator Staf Khusus, ada Alex Sitorus, Frans Tiolong, Lexi Maramis, Ridwan Mapahena, Noldy Nola Lamalo, Capt Petrus Tuange, Deetje Mokalu, Rendy Rompis, Adri Rotinsulu, belakangan ikut gabung Dr Olden Lahamendu, Emon Kex Mudami, Santy Luntungan, Hendra Tumbelaka, Jimmy Tangkudung, Adolf Tumbelaka, Ricky Tulalo dan Youke Senduk.
Di sela menyesap kopi dan mencicipi berbagai jenis kue basah, mereka bercakap berbagai tema, baik agenda kerja stafsus, sesekali menyerempet ke urusan sepakbola.
Suasana sangat cair, Noldy Lamalo seperti biasa melempar joke yang memantik tawa stafsus, saat suasana menjadi riuh, Korsus Petrus selalu menyela menjadi penengah yang apik.
Suasana santai namun serius bagian keseharian Staf Khusus. Mereka fokus pada tugas dan tanggung jawab yang diemban, tidak terpengaruh dengan sinisme yang sesekali direbak segelintir oknum di medsos.
Patron kerja dibangun dengan pendekatan holokrasi atau kerja malendong, meski tiap stafsus bertanggung jawab pada masing-masing bidang, namun mereka dengan mudah berkelompok sesuai program kerja atau menuntaskan penugasan pimpinan.
Staf khusus bekerja sesuai ruang lingkup yang ada, sejak tahun pertama hingga memasuki tahun ketiga selalu tersistematika, terukur dan jelas kinerja serta output yang dihasilkan, terutamanya mengakselerasi program Pemkot Bitung, rutin melakukan koordinasi dengan OPD dan perangkat yang ada, semua dilaporkan regular kepada Walikota terang Tuange.
Hadirnya Tuange di tengah para Stafsus dianggap pas karena dapat mengendalikan irama dan person Stafsus yang sering dianalog-kan semua level sabuk hitam, sebagai gambaran kapasitas Stafsus yang berpengalaman di semua lini, baik dunia birokrat, politik, hukum, sosial-budaya, media, kepemudaan, dan lain lain.
Kami dapat saling menyesuaikan dan menyatu untuk satu kepentingan, semua memiliki kapasitas menerjemahkan tugas ataupun perintah pimpinan sebut Ridwan Mapahena yang sehari hari sebagai pengacara senior.
Menarik ketika sedang asyik bercengkerama, dipicu kehadiran Olden Lahamendu yang ikut bergabung kemudian, spontan kebiasaan nyeletuk Noldy Lamalo muncul.
Dengan gestur dan mimik meyakinkan Nola —panggilan akrab mantan anggota Deprov Sulut —, mengubah suasana menjadi sedikit agak beda.
Ia tak sungkan menyentil jika di Staf Khusus saat ini, ada beberapa sosok yang santer disebut sebut media sebagai calon Wakil Bupati maupun Wakil Walikota, seperti Petrus Tuange mencuat di Talaud dan Kota Bitung, Santy Luntungan dan Alex Sitorus di Kota Bitung dan Olden Lahamendu di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Dari rekam jejak, potret keempat sosok di atas memiliki rekam jejak yang mentereng dan mumpuni, Petrus Tuange mantan Bupati dan Wakil Bupati Talaud, Santy Luntungan mantan Ketua DPRD Kota Bitung 2009-2014, Olden Lahamendu mantan birokrat berpengalaman mengepalai BPS Manado, Bitung, Tomohon, dan beberapa Dinas dan Badan di Kabupaten Sangihe, sedangkan Alex Sitorus mantan pejabat teras di bidang transportasi laut.
Spontan keempat Stafsus dibuat tersipu manakala suasana ngopsu berubah seolah tengah hadapi fit and proper test, tetap dengan nada santai, Nola mengajukan beberapa point berkaitan dengan kecakapan keempat sosok sebagai figur yang layak direkomendasikan ke hadapan partai politik pun public.
Wajar dan objektif, keempatnya memiliki kapasitas sebagai calon eksekutif, lumrah jika media ikut memberitakan figur mereka, kami ikut bangga dan siap menopang dengan tetap pada koridor yang ada tentunya, sekaligus fakta ini menunjukan para Staf khusus punya kualitas dan kapabilitas kata Frans Kaka Tiolong senior bidang pendidikan kota Bitung menimpali pernyataan Noldy Lamalo.
Aksi saling sahut pun terjadi diiringi gelak tawa renyah di balik derai hujan yang turun saat itu. Korsus Petrus Tuange merespon ringan dan santai, menurut sosok berpengalaman dalam bidang keuangan itu, tidak mudah menjadi pemimpin, butuh kesiapan menyeluruh, namun lepas dari itu, Petrus tidak mengelak jika namanya dan beberapa stafsus ikut mewarnai wacana politik saat ini.
Utamanya berterima kasih atas apresiasi yang ada, namun ya tetap terukur dan tidak harus terlena, karena saat ini kami tetap fokus bekerja bertanggung-jawab sebagaimana ada sebagai Staf khusus pungkas Korsus ikut diiyakan Santy Luntungan, Alex Sitorus dan Olden Lahamendu.
Seiring kopi di gelas tandas dan kue ludes, awak Stafsus sepakat balik ruang kerja, cengkerama pagi jelang siang itu seolah ikut mengirim pesan cinta bagi segelintir haters, tidak ada hoga di Stafsus,hanya hoga yang mencap orang normal hoga.(*/rek)
Artikel
Lahir Beong Siau, Santje Tataung AMd Besarkan Maurits Mantiri dengan Kesederhanaan
Semacam Sebuah Reportase
By : Emon Kex Mudami
KREDO guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa masih lekat dengan profesi ini, Guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa karena profesi ini memberikan kontribusi besar bagi bangsa sehingga layak disebut pahlawan. Namun, guru tidak pernah memperoleh tanda jasa seperti pahlawan-pahlawan nasional. Bahkan, hingga saat ini masih banyak guru yang tidak mendapatkan imbal jasa yang layak.
Menyebut peran guru, maka sangat layak ikut mengenang sosok Santje Tataung AMd, tak lain ibunda tercinta Walikota Maurits Mantiri dan Eugenie Nona Mantiri saat ini anggota Deprov Sulut. Ibu guru Santje termasuk salah satu yang memiliki andil besar dalam memajukan bidang pendidikan di kota Bitung.
Menariknya, sebelum berkeluarga dan menetap di kota Bitung, Ibu Tataung asli Siau, ia lahir di desa Beong 17 November 1933. Menelisik rekam jejak pengabdian, putri Siau ini tidak langsung berkiprah di kota Bitung. Menurut pengakuan Ibu Nona, SK pertama ibunda tercinta justru di SMP N 1 Gorontalo. Sejak awal, Ibu Tataung dikenal sosok tipycal disiplin dan pekerja keras.
Dari Gorontalo, selanjutnya ditempatkan mengajar di SMP N Kwandang, kemudian pindah ke SMP N Girian dan Filial di SMP Sagerat. Setelah dari Sagerat, dipercayakan menjadi Kepala Sekolah SMP N Papusungan. Ternyata di pulau yang membentang depan kota Bitung inilah, Ibu Tataung mematri pengabdian yang panjang dan meraih banyak capaian.
Di sekolah ini hampir 12 tahun lamanya, Ibu Tataung memimpin sekolah tersebut, juga sempat dipercayakan jadi Kepala SMP Terbuka Papusungan. Menurut Frans Tiolong seorang pensiunan guru, seingatnya Ibu Tataung sempat membawa SMP Terbuka Papusungan berprestasi hingga sempat mewakili Bitung bahkan Sulut di tingkat nasional.
Di balik sikapnya yang tegas dan disiplin, Ibu Tataung sejatinya telah ikut mematri karya khususnya berkontribusi bagi para generasi pewaris. Sepertti lirik hymne guru, engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Dan dari sosok Ibu Guru yang sederhana ini diyakini begitu banyak anak-anak yang telah merasakan buah didikannya.
Termasuk yang hakiki keberhasilan membesarkan Maurits Mantiri, juga Eugenie Mantiri sehingga menjadi figur publik sebagaimana yang ada saat ini. Sekaligus memberi bukti, perjalanan kehidupan seorang Maurits Mantiri tidaklah lahir dari rahim seorang ibu yang kaya raya dari kota metropolis, sosok Maurits Mantiri tak lain ayah Geraldi Mantiri, lahir dan besar dalam didikan seorang Ibu yang sederhana namun berpendirian teguh dan kokoh, sekokoh Gunung Karangetang daerah leluhurnya.
Ia yang kemudian berjuang berpeluh membaktikan dirinya sebagai seorang guru dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan tidak sedikitpun meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, seorang mama di tengah keluarganya.(*)
Bitung
Ini Profil GEMA PERJUANGAN,Posko Mantan Staf Khusus Walikota
BITUNG,mediakontras.com –
JAUH dari kesan publisitas, namun tetap saja terendus siapa saja Stafsus Walikota yang kemudian menyatakan non aktif dan memilih mendukung Geraldi Mantiri Erwin Wurangian di Pilkada Kota Bitung.
Mereka diyakini barisan yang setia dan loyal kepada Walikota Ir Maurits Mantiri MM.
Selain bentuk ucapan terimakasih karena pernah dilibatkan sebagai stafsus, juga umumnya mereka setia merawat hubungan personal yang telah terbangun puluhan tahun, sebelum Maurits Mantiri menjadi tokoh penting saat ini.
Boleh dikata di barisan inilah replika sejati Staf Khusus Walikota, di luar beberapa orang Stafsus yang memilih menyeberang dan mendukung mendukung Hengky Honandar- Randito Maringka.
Sosok kunci yang berperan di dalam kerja Stafsus beberapa tahun terakhir, saat ini mereka menghuni rumah payung yang kemudian diset menjadi sebuah posko pemenangan yang digandoli nama GEMA PERJUANGAN alias menjadi kantor bagi para intelektual dari multi disiplin ilmu ini beraktivitas sehari hari.
Ini bentuk penghargaan kami kepada Walikota Bapak Maurits Mantiri yang sudah memberi kami peran sebagai Staf Khusus, lebih dari itu kami menilai sosok Geraldi dan Erwin layak didukung memimpin kota ini ke depan sebut Tiolong.
Lalu apa yang dikerjakan awak posko ini, menurut Noldi Lamalo utamanya sebagaimana atribut keintelektualan yang dimiliki, di antaranya mereka aktif melakukan kajian dan pemetaan, supporting data, termasuk pendampingan langsung di lapangan, dan aktif mendampingi Geraldi Erwin saat kampanye.
Bahwa memimpin kota ini ke depan butuh kapasitas yang memadai dan di atas rata-rata, selain khatam manejerial juga harus cakap dalam konteks lisan atau fasih berbicara sebagai bagian dari transformasi peran dan tanggung jawab selaku pimpinan.
“Duet Geraldi dan Erwin paling pantas menjawab kebutuhan membangun kota Bitung yang lebih baik lagi, tidak sekadar ator jo…! ” kata Nola —panggilan akrabnya-.
Siapa saja mereka, berikut sepintas profil masing masing ditampilkan sesuai latar belakang mereka.
Di Bidang Pendidikan ; Frans Tiolong mantan guru SD Katolik Manembo-nembo sempat menjadi guru yang mengajar Maurits Mantiri dan keluarga, guru bantu, kepsek, Kepala UPT dan Kasubdin TK-SD Kota Bitung.
Umur yang terbilang paling senior dan gaya gurunya yang kental menjadikan Kaka dituakan sehari-hari, baik di stafsus maupun di posko GEMA PERJUANGAN.
Selain itu masih ada Drs Alfianus Marthin, mantan Kepsek SMU, juga sempat menjadi Kepala Dinas. Memiliki pengalaman yang luas di dunia pendidikan juga birokrat.
Juga ada sosok guru yang pernah menjadi anggota Dewan Kota Bitung Luther Lorameng.
Bidang Transportasi ; ada sosok Alex Sitorus mantan General Manager Terminal Petikemas Bitung, Direktur operasi Terminal Petikemas Indonesia, Capt. Petrus K. Singale, SH,. M.Mar, pernah ADPEL KELAS I Bitung & Kepala Kantor KSOP KLS. I BITUNG, juga Juliana Sumampouw mantan Kepala Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Tanjung Perak Surabaya, juga mantan Kepala Pelindo Wellem Mantiri.
Dari barisan birokrat terbanyak, ada mantan Sekda, Kadis, Kepala Kantor ; BAC Tinungki, BAR Palenewen, Cristanto Bulamei, Hendra Tumbelaka, Harly Sualang, AJ Karamoy, Aras Sinaba, Dirk Lengkong, Hein Tuhumury, Malton Andalangi, James Mangilaleng, Jemmy Tangkudung.
Mantan Legislatif ; Santi Luntungan, Noldi Lamalo.
Cendekiawan, Profesional, Milenial ; Dr Arianto Kadir, Djekie Tomuka, Theo Iroth, Angga Longdong.
Bidang Hukum ; Ridwan Mapahena, Nico Walone, Rendy Rompas.
Jurnalis/Media ; Ricky Tulalo, Emon Kex Mudami.(*/red)
Bitung
Mengintip Keseharian Posko GEMA Perjuangan,Base Stafsus, Loyal Bekerja dalam Hening
BITUNG,mediakontras.com- ETAPE Pilkada acap menjadi ajang pilihan, tak sedikit yang berubah sikap dengan instan menjadi oportunis hanya karena kepentingan pragmatis, namun tetap banyak pula yang memilih rasional, loyal dan komit. Itu pula yang tercermati saat ini, termasuk di Sulawesi Utara di dalamnya kota Bitung.
Sejak genta Pilkada ditabuh, semua lini seperti bergerak di luar rutinitas. Masing-masing menunjukan ekspresi dan olah gerak. Banyak yang genuine namun ada pula yang bersifat intrik, kamuflase dan manipulatif.
Di tengah suasana yang cenderung centang perenang, terpantau ada sekelompok orang yang bergiat di sebuah rumah besar, mereka sepintas kumpulan orang yang juga berlomba karena base mereka penuh dengan atribut warna juga pesan politik.
Setelah coba didekati dari sisi jalan raya, itu posko relawan, dari beberapa baliho yang terpancang, terbaca nama posko GEMA PERJUANGAN.
Posko yang menggunakan wahana rumah yang popular di kota Bitung disebut rumah payung menjadi wadah berhimpun istimewa.
Belakangan terungkap jika posko itu dihuni para awak Staf Khusus Walikota Bitung yang kemudian menyatakan non aktif dan mendukung Geraldi Mantiri-Erwin Wurangian (GMWIN) di Pilkada Kota Bitung 2024-2030.
Mereka ini mayoritas representasi Staf Khusus, di luar para dosen dan sebagian kecil lainnya yang menyeberang ke kubu calon lainnya Hengki Honandar – Randito Maringka.
Menurut sebuah sumber kepada media ini, di rumah payung itu replika sesungguhnya dari Staf Khusus Walikota. Mereka berjumlah hampir tiga puluh orang, mereka itu loyal ke Walikota dan memilih mendukung pasangan GMWIN sebut sumber.
Terpantau sehari hari posko itu selalu penuh didatangi penghuni maupun para tamu.
Penyebutan replikasi Staf Khusus ada benarnya, karena postur Staf Khusus Walikota berdiam di posko tersebut. Mereka sosok pemikir yang memilih tetap bekerja dengan patron khusus, loyal, komit dengan pimpinan (Walikota) yang memberi mereka wadah berkiprah selaku Staf Khusus, sehari hari menjauhi publisitas dan popularitas, mereka tetap pada sel aktif, bekerja dalam keheningan, merajut gagasan, rutin memberi telaah, secara apik turun mendampingi GM WIN, aktif memberi sosialisasi di kantung pemukiman masing – masing.
Awak media berhasil mewawancarai salah seorang penghuni posko tersebut, ia senior yang dituakan, Frans Tiolong pensiunan pendidik kredibel, tokoh masyarakat Talaud, Katolik yang setia beribadah.
Tiolong dengan lugas menyampaikan dia bersama teman-teman memilih menepi sejenak. Ikut aturan dan menunjukan kesetian kepada pimpinan.
“Di sini kami sehari-hari merumuskan langkah kerja, ikut memberi sumbangsih pemikiran, gagasan, ide, juga kami turun bersosialisi untuk dua anak muda Geraldi dan Erwin di tengah kerinduan keduanya menjadi peimimpin kota ini, kami berusaha tetap objektif, rasional dan profesional,” kata Tiolong.
Dengan kapasitas dan sumberdaya ala Staf Khusus tidak salah jika kemudian posko ini identik dengan kredo Team Intelektual, terhadap sebutan itu, salah satu awak posko Noldi Lamalo —mantan anggota Deprov Sulut- mengatakan, tidak bermaksud ekslusif namun sejatinya dengan profil yang ada di posko saat ini, memungkinkan mereka menjabarkan kekayaan intelektualitas yang dimiliki untuk menunjang gerak maju Geraldi dan Erwin.
“Itu saja dan kami optimis, keduanya pantas menjadi pemimpin kota Bitung sebagaimana kemampuan, rekam jejak dan potensi yang dimiliki,” sebut Nola —panggilan akrab- lelaki flamboyan ini.
Awak posko ini representasi person Staf Khusus, mereka bagian dari multi disiplin ilmu, pensiunan birokrat ada mantan Sekda, mantan kadis, mantan Asisten, mantan pendidik, lawyer, mantan Anggota Dewan, sosok milenial, pemikir, wartawan senior, professional.
Semua kami menyatu satu garis, mendukung GM WIN untuk memimpin kota ini ke depan simpul Tiolong didukung kru posko. (*/rek)
-
Breaking News4 minggu ago
Breaking News…Sejumlah Pejabat Talaud Dan Oknum Kades ‘Antrian’ Di Unit Tipikor Polres Talaud
-
Headline4 minggu ago
Buru Pilot Paramotor WLMM, POM TNI AU Gerebek Lokasi di Wawo & Datangi Rumah WL
-
Talaud4 minggu ago
Resmi Diambil Sumpah Pejabat Bupati, Satu Tahun Masa Kerja DR. Fransiskus Manumpil Benahi Talaud
-
Headline4 minggu ago
Wenny Lumentut Blunder Lagi, Lupa jika Pernah jadi Wawali
-
Headline3 minggu ago
Keakraban Prabowo-Ariel-Sendy dan Linier Caroll-Puan jadi Kunci Tomohon Makin Maju
-
Headline4 minggu ago
Gugatan INAKOR Ditolak PTUN, ‘Skenario’ Gagalkan Caroll Senduk di Pilkada Kandas
-
Headline4 minggu ago
Unit Tipikor Kuliti Dana Bansos Talaud T.A 2023, Oknum Pejabat Teras Diperiksa