Ekonomi
Indosat dan Twimbit Luncurkan Laporan 2025: AI Berdaulat Jadi Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045
Jakarta,mediakontras.com. Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (AI) yang berdaulat diproyeksikan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan potensi kontribusi hingga USD 140 miliar terhadap PDB pada 2030. Potensi besar ini diungkap dalam “Empowering Indonesia Report 2025: Building Bridges of Tomorrow” yang diluncurkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) bersama firma riset Twimbit.
Laporan tersebut menegaskan bahwa adopsi AI berdaulat tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8%, tetapi juga mempercepat tercapainya status negara berpenghasilan tinggi menjadi tahun 2038.
Lima Pilar Menuju Kedaulatan AI
Untuk mewujudkan hal ini, laporan menguraikan lima pilar utama yang harus dibangun:
1. Infrastruktur digital yang andal.
2. Tenaga kerja AI yang berkelanjutan.
3. Industri AI yang tumbuh dan inovatif.
4. Riset dan pengembangan yang mumpuni.
5. Regulasi dan etika yang kokoh.
Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, dalam peluncuran laporan menekankan, “AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti kita membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.”

Investasi dan Tantangan yang Diperlukan
Laporan ini juga memetakan kebutuhan investasi yang mendesak. Indonesia memerlukan dana sekitar USD 3,2 miliar untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional hingga 2030, mengingat pusat data AI di Indonesia saat ini baru mencakup kurang dari 1% dari pasar global.
Di sisi talenta, dibutuhkan pengembangan 400.000 talenta AI baru dengan investasi senilai USD 968 juta untuk pendidikan dan pelatihan.
Peralihan dari Pengguna menjadi Pembentuk AI
Meski tantangan besar, laporan mencatat kemajuan yang menggembirakan. Saat ini, Indonesia telah memiliki 364 startup AI dengan total pendanaan USD 1,08 miliar. Inisiatif riset nasional seperti Sahabat-AI V2—Large Language Model (LLM) dengan 70 miliar parameter yang mendukung bahasa Indonesia dan beberapa bahasa daerah—menjadi bukti nyata peralihan Indonesia dari sekadar pengguna menjadi pembentuk teknologi AI global.
Manoj Menon, Founder and CEO Twimbit, menambahkan, “Indonesia memiliki posisi strategis untuk memimpin di era AI berdaulat. Dengan membangun fondasi digital yang kuat dan menciptakan ekosistem yang inklusif, Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia.”
Komitmen Indosat dalam Transformasi Nasional
Sebagai mitra bangsa, Indosat menegaskan perannya dalam mempercepat transformasi digital ini. Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, “Kedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri. Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI yang beretika.”
Empowering Indonesia Report 2025 diakhiri dengan seruan aksi kolaboratif lintas sektor. Dengan memperkuat fondasi, membangun talenta, dan menegakkan tata kelola yang beretika, Indonesia siap melangkah sebagai arsitek peradaban digital yang berdaulat menuju Indonesia Emas 2045.(*)